Mainan Tradisional Sumsel
8 Mainan Tradisional Sumatera Selatan Yang Seru, Mainkan Lagi Bersama Teman dan Keluarga
Oleh karena itu, agar permainan tradisional tetap lestari, tribunsumsel telah merangkum dari beberapa sumber, permainan tradisional dari daerah Sumate
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - 8 Mainan Tradisional Sumatera Selatan Yang Seru, Mainkan Lagi Bersama Teman dan Keluarga.
Permainan tradisional daerah Sumatera Selatan banyak yang hanya tinggal namanya saja.
Adanya gawai dan kecanggihan teknologi yang menyediakan beragam permainan yang lebih bervariasi, membuat permainan tradisional jadi kurang diminati.
Padahal terdapat manfaat dari permainan tradisional yang tidak di dapat di gawai, seperti berkerja sama, bersosialisasi serta mempererat pertemanan secara langsung.
Peran mainan tradisional tidak akan bisa tergantikan dengan game yang ada di gawai.
Oleh karena itu, agar permainan tradisional tetap lestari, tribunsumsel telah merangkum dari beberapa sumber, permainan tradisional dari daerah Sumatera Selatan yang seru untuk diajarkan kepada anak-anak.
1. Sambung Kaki
Di beberapa daerah, masyarakat Sumatera Selatan lebih mengenal permainan ini dengan sebutan Tingkau, Selincak atau Egrang.
Permainan ini masih sering dimainkan saat memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
Alat yang digunakan dalam permainan adalah dua buah tongkat yang terbuat dari bambu setinggi 150-170 cm, yang dibentuk sedemikian rupa dan diikat dengan bambu yang lebih pendek untuk dijadikan pijakan.
Permainan ini tidak terbatas pada jumlah orang yang memainkannya, namun siapa yang sampai ke garis finish terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai pemenang dan yang jatuh dari tongkat dinyatakan kalah.
2. Main Siamang
Dahulu, permainan ini digunakan sebagai hiburan saat menjaga padi disawah dan mengembala sapi atau kerbau.
Permainan ini dimainkan oleh 5-10 anak dimana 1 orang anak berperan sebagai harimau dan yang lain sebagai siamang.
Para pemain dituntut untuk pandai memanjat, bergelantung dan melompat.
Ketika isyarat permainan dimulai, orang yang berperan sebagai Harimau berusaha menangkap siamang yang diperankan teman lainnya.
Para siamang dengan kecerdikannya memanjat dan bergelantung di pohon atau tiang sambil berteriak menirukan suara siamang dengan gaya seolah mengolok-olok harimau.
Jika salah seorang pemain yang memerankan siamang berhasil tertangkap oleh harimau, maka dialah yang harus menggantikan peran sebagai harimau.
3. Cing Keluing
Permainan ini mirip seperti Petak Umpet, bedanya pada permainan sebelum peserta bersembunyi.
Berasal dari daerah Lahat yang kebanyakan tanahnya berbukit-bukit.
Biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih tanpa menggunakan perlatan.
Anak-anak yang bermain akan duduk melingkar sambil meletakkan tangannya di lantai, bagi yang mendapat “Nukup (Jadi)” maka ia harus dihukum dengan menjadi yang bejaga, sedangkan teman yang lainnya bersembunyi, ditentukan pula tempat persembunyiannya tidak terlalu jauh.
Peserta yang kalah tersebut harus mencari yang bersembunyi tadi.
Setelah seseorang yang bersembunyi dapat, maka permainan berankhir.
Baca juga: 10 Makanan Khas Palembang Selain Pempek yang Harus Dicoba jika Berkunjung ke Kota Palembang
4. Gotri Alo Gotri
Permainan ini berasal dari daerah lahat, dimana permainannya dilakukan sambil duduk dan menyanyikan lagu berjudul “Gotri Alo Gotri”, Gotri alo gotri nagasari, Ri ri tul awali, tanjung katul, tul tul nak gori, mau apa, bakul elok-elok selendang menjadi kodok
Biasanya peserta permainan ini berjumlah 4 orang atau lebih dengan menggunakan perlengkapan 6 buah batu kali.
Para peserta bergiliran menyerahkan batu kepada temannya.
Peraturannya setiap anak akan memegang sebuah batu, diantara batu tersebut terdapat satu batu yang berbentuk istimewa (diberi tanda x).
Setelah lagu selesai dinyanyikan yaitu pada bagian “kodok”, peserta yang memegang batu istimewa tersebut akan kalah dan terkena hukuman yang harus dilaksanakan sambil berdiri.
5. Damri
Permainan ini dilakukan berpasang-pasangan (2 orang) dan membutuhkan banyak peserta, dimainkan di lapangan yang cukup lebar karena mereka akan saling mendukung dan melempar benda yang digunakan untuk bermain yang disebut “oncak”.
Peraturan permainan im tidak pemah diumumkan secara resmi.
Semua peserta dianggap sudah tahu dengan segala peraturan permainannya.
Pemain yang bertugas mendukung bila ingin bebas harus dapat melihatkan kemampuannya, dapatkah dia mengenai (patis) oncak yang dilempar oleh yang didukung satu dari sepasang oncak itu, kalau dapat mengenai (patis) akan bebaslah dari mendukung dan begitu sebaliknya.
6. Bintang Beralih
Beralih artinya berpindah.
Permainan ini tidak menggunakan banyak peralatan, namun hanya membutuhkan tempat yang cukup luas untuk memainkannya.
Pesertanya terdiri dari 3 orang atau lebih tapi tidak boleh genap, harus ganjil.
Dilapangan tersebut digambar lingkaran besar yang didalamnya digambar lingkaran-lingkaran kecil sesuai jumlah pemain dalam jumlah ganjil.
Mulanya para pemain akan berdiri di garis batas, setelah aba-aba para pemain akan memasuki lingkaran.
Bagi peserta yang tidak memiliki lingkaran maka dialah yang “jadi”.
Para peserta didalam lingkaran harus berputar berganti tempat dari lingkaran satu ke lingkaran lain, jika dalam hitungan ke 15 kali peserta yang “jadi” tidak dapat merebut posisi peserta didalam lingkaran, maka ia dinyatakan kalah.
Konsekuensinya, yang kalah akan diarak keluar garis batas.
7. Tenggoh – Tenggohan
Tenggoh-tenggohan atau yang artinya tebak-tebakan dalam bahasa Baturaja dimainkan oleh minimum 10 orang atau lebih (harus berjumlah genap) kemudian dibagi menjadi 2 kelompok.
Peralatan yang digunakan adalah batu atau kayu.
Setelah 2 kelompok diundi, kelompok yang menang akan memegang batu, regu yang kalah harus menebak posisi batu berada di anggota menang yang mana.
Jika regu yang menebak benar, maka mereka yang memegang batu dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Jika regu penebak salah menengoh (menebak) batu yang dipegang oleh siapa, regu yang menang akan maju selangkah, begitu seterusnya hingga salah satu kelompok sampai ke garis finish.
8. Babi-Babian
Permainan ini sudah lama berkembang dalam daerah Muara Enim sejak zaman nenek moyang.
Disebut demikian karena para pemain harus berperan seperti babi yaitu berjalan dengan 4 kaki, badan ditutup kain dan kepala di beri moncong dari kayu atau bilah yang ditutup kain.
Aturan permainannya, ketua regu akan melakukan undian untuk menentukan siapa yang lebih dahulu menebak.
Bila tebakan ketua regu benar, maka yang tertebak harus menjadi tawanan.
Jika salah satu regu habis maka regu tersebut dinyatakan kalah.
Baca juga: 8 Kue Bingen khas Palembang, Yuk Kenali Pembuatnya ada di Kawasan 13 Ulu
Baca juga: Angkat Ciri Khas Palembang Dalam Bentuk Kopi Kojo dan Maksuba
Itulah beberapa permainan tradisional yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Semoga kita sebagai generasi muda bisa melestarikan permainan tradisional yang saat ini hampir hilang identitasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/chord-gitar-paling-mudah-lagu-daerah-sumatera-selatan-pempek-lenjer-dan-petanglah-petang.jpg)