Berita Lubuklinggau

Atap Rumah Terbang, 2 Hari Arian Warga Lubuklinggau Tidur Menerawang Langit, Berharap Bantuan Tenda

Tidur di kamar tanpa atap ini karena terpaksa, rumah mertua sudah ada anak dan istri, kondisinya juga sangat sempit.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Atap rumah Arian Pustari warga Jl Lebah RT 01 Kelurahan Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau Sumsel ini rusak diterjang angin puting beliung Senin (22/2/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Sudah dua hari Arian Pustari (39 tahun) tidur menerawang langit setelah atap rumahnya terbang dihantam angin puting, Senin (22/2/2021) lalu.

Atap rumah warga Jl Lebah RT 01 Kelurahan Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau Sumsel ini rusak parah tak bisa diperbaiki lagi.

Ketika disambangi di rumahnya Arian Pustari terlihat mengais sisa-sisa puing -puing bangunan yang masih bisa digunakan untuk memperbaiki rumahnya.

Arian bercerita terpaksa tidur di kamar rumahnya sendiri meski tak beratap, karena rumah mertua tempat keluarganya mengungsi sangat sempit.

Rumah mertua Arian sendiri tepat bersebelahan dengan rumah miliknya. Namun, saat peristiwa angin puting beliung itu terjadi rumah mertuanya tidak mengalami kerusakan.

Ukuran rumahnya juga terlihat sangat kecil hanya mampu menampung beberapa orang saja.

"Tidur di kamar tanpa atap ini karena terpaksa, rumah mertua sudah ada anak dan istri, kondisinya juga sangat sempit," ungkapnya pada wartawan, Kamis (25/2).

Arian Pustari terlihat mengais sisa-sisa puing -puing bangunan yang masih bisa digunakan untuk memperbaiki rumahnya, Kamis (25/2/2021).
Arian Pustari terlihat mengais sisa-sisa puing -puing bangunan yang masih bisa digunakan untuk memperbaiki rumahnya, Kamis (25/2/2021). (TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS)

Ia mengaku sangat bersyukur sudah dua hari ini Kota Lubuklinggau tidak diguyur hujan lebat, sehingga tidak perlu repot-repot harus memasang seng bekas sebagai atap sementara sebelum tidur.

"Harapan kita minta dikasih tenda untuk nutup kamar, sembari nanti kita kerja sendiri, mau perbaiki langsung tidak ada uang, rumah ini saja neyelesaikannya gotong royong sama keluarga," ungkapnya.

Ia juga mengaku, sudah mendapat bantuan dari pemerintah melalui Dinas Sosial (Dinsos) dan kelurahan. Namun, hanya berupa makanan ringan, sedangkan untuk bantuan perbaikan rumah sampai sejauh ini belum ada.

"Untuk bantuan perbaikan rumah belum ada, karena kemarin dari Dinsos disuruh buat proposal, saya sudah menghubungi pihak kelurahan untuk minta bantuan," tambahnya.

Baca juga: Sidang Agenda Tuntutan Terdakwa Doni, Mantan Anggota DPRD Bandar Sabu, Dijadwalkan Digelar Hari Ini

Baca juga: Harga Karet Hari Ini Jadi Rp 21.493 per Kg, Terdongkrak Kenaikan Harga Minyak Dunia

Sementara Ita Yuliana istri Arian mengaku hingga saat ini masih trauma, bahkan kemarin, saat hujan gerimis ia mengaku sempat khawatir terjadi angin puting beliung susulan.

"Sampai sekarang masih gemetar. Karena saat kejadian sore, saat atap terbang listrik masih nyala kondisi hujan deras, kita takut kena setrum. Khawatirnya masih sampai sekarang kalau hujan turun," ungkapnya.

Ia pun sangat berharap mendapat bantuan pemerintah, sebab bila hanya mengandalkan suaminya untuk memperbaiki dalam waktu dekat sangat tidak mungkin, karena suaminya hanya pekerja penyadap karet milik orang lain.

"Apalagi sekarang karet murah musim penghujan, selama ini kami tidak pernah ngeluh, orang banyak dapat bantuan dari pemerintah kami tidak usil, tapi sekarang kondisi kami, mau memperbaiki tidak punya uang," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved