Kisah Sedih Keluarga Santi, HP Anak Belajar Daring Terpaksa Digadaikan, Tak Ada Lagi Bisa Dimakan

Setelah suaminya mengalami kecelakaan, ibu rumah tangga di Surabaya ini bingung cara memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

Editor: Wawan Perdana
Dok Fraksi PDIP
Santi Marisa saat menceritakan kondisi keluarganya di ruang Fraksi PDI Perjuangan Surabaya. 

Santi mengaku, ia tidak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Saat pandemi, barulah ia tercatat sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan dapat bantuan sosial tunai (BST) Rp 300.000 per bulan.

"Itu pun enggak cukup, habis buat makan saja. Saya beli beras saja cuma Rp 5.000 dan itu dimakan untuk sehari," kata Santi.

Ia berharap bisa mendapat bantuan sosial yang diberikan rutin setiap bulan, seperti program keluarga harapan (PKH).

Santi mengaku pernah mengajukan agar dapat bantuan PKH, namun saat itu kuotanya sudah habis.

"Katanya nunggu orang meninggal dulu baru kita masuk. Lha, masak kita minta bantuan PKH saja masih harus nunggu orang meninggal? Sedangkan saya kalau lihat orang-orang yang dapat PKH itu hati saya nelangsa," kata Santi.

Santi sedih karena merasa yang mendapat bantuan justru lebih mampu darinya. Bahkan, mereka yang dapat bantuan bisa bangun rumah sendiri.

"Tapi, kenapa kok mereka dapat bantuan semua, padahal lebih susah saya. Saya sampai heran. Kalau saya bekerja enggak bakalan saya minta-minta kayak begini, saya atasi sendiri," ujar Santi.

"Sekarang saya enggak kerja, saya harus minta ke mana, ke tetangga enggak mungkin. Kita bilang ke RT-RW, misalnya, 'Pak, saya minta bantuan buat sekolah,' Tapi enggak mungkin pak RT bisa nebuskan HP. Makanya saya langsung ke Pak Baktiono soalnya saya dengar Pak Baktiono ini membantu orang kayak saya gini," kata dia.

Ingin diberi pekerjaan

Ia menegaskan bahwa dirinya memang tidak mampu dan layak mendapat bantuan.

Saat beberapa pejabat kelurahan datang ke rumahnya, Santi mengaku pejabat kelurahan kaget melihat kondisi rumahnya.

Di rumahnya tak ada kamar mandi. Selama ini ia numpang kamar mandi di rumah mertua.

"Jadi kelurahan sudah tahu faktanya. Soalnya saya kalau ngomong seadanya, enggak saya tambahain dan kurangin. saya cuma ingin anak saya bisa daring sama bantuan PKH," kata dia.

Di sisi lain, Santi berharap Pemerintah Kota Surabaya bisa memberikannya pekerjaan. Sehingga ia tidak lagi mengemis dan meminta-minta bantuan.

Ia berjanji ketika mendapat pekerjaan kelak dan kebutuhannya tercukupi, ia mengaku tidak lagi mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved