Giliran Pengrajin Tempe Lubuklinggau Mogok Produksi, Pedagang Gorengan Tidak Jual Tahu dan Tempe

Penjual gorengan di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) mulai hari ini tidak menyediakan menu favorit

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
EKO HEPRONIS/TRIBUNSUMCEL.COM
Ida pegawai warung gorengan Tysa dan Syifa di Kelurahan Majapahit, Kecatamatan Lubuklinggau Timur I saat menyusun gorengan jualannya.  

"Kenaikan mencapai 22 persen, setelah mogok produksi nanti, Rabu( 17/02/2021) mendatang kita akan produksi kembali seperti semula, hanya saja kita berupaya akan menaikkan harga dipasaran," ungkapnya.

Rosichin mengatakan 53 perajin perajin tahu dan tempe di Kota Lubuklinggau telah sepakat dan akan  konsisten untuk menghentikan produksi selama dua hari, bila ketahuan produksi akan diberikan sanksinya.

"Semua perajin tahu tempe telah sepakat semuanya harus ikut melakukan mogok produksi, nanti kita akan melakukan pengecekan langsung dilapangan" ujarnya.

Setelah mogok produksi mereka juga telah sepakat akan melakukan penaikan harga dipasaran, semua perajin tahu tempe melakukan penjualan dengan harga yang sama tanpa ada perbedaan.

"Pada tahun 2008, pernah juga mengalami hal yang sama yakni kenaikan harga kedelai, namun keluhan perajin tahu tempe saat itu cepat direspon pemerintah " tambahnya. (Joy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved