Rocky Gerung Sebut Partai Demokrat Berhak Tuduh Istana Sebagai Komplotan Usai Isu Kudeta AHY Muncul

Rocky Gerung Sebut Partai Demokrat Berhak Tuduh Istana Sebagai Komplotan, Usai Isu Kudeta AHY Muncul

Editor: Slamet Teguh
channel YouTube Najwa Shihab
Rocky Gerung di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (21/10/2020). 

"Dan publik menilai sangat mungkin Pak Moeldoko masuk lewat demokrat, tapi cara masuknya kenapa mesti ambil alih partai, kan bisa mendaftar sebagai anggota Demokrat," pungkas Rocky Gerung.

Berikut ini tanggapan pengamat, hingga sejumlah partai politik terkait dengan pernyataan AHY, dirangkum TribunPalu.com dari Tribunnews.com:

1. Tanggapan PDIP

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menyarankan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berpikir jernih dan tidak merasa resah.

Hal tersebut disampaikan Hendrawan menyikapi pernyataan AHY bahwa ada gerakan politik di internal partainya yang melibatkan pejabat di lingkaran pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat

"Tetap jernih meniti buih. Jangan mudah goyah dan resah karena dinamika dan dialektika politik internal," ujar Hendrawan saat dihubungi, Jakarta, Senin (1/2/2021), dikutip Tribunnews.com.

Hendrawan berharap, AHY sebagai pimpinan partai mampu menguatkan internal kadernya agar tetap solid.

"Saya tidak tahu ada persoalan internal apa. Kami hanya berharap Pak AHY mampu mengorkestrasi Parpol yang telah menjadi aset penting demokrasi kita," ucap Hendrawan.

2. Tanggapan Pengamat

Pengamat Politik Ujang Komarudin menengarai Partai Demokrat sedang digoyang pihak tertentu, seperti halnya partai-partai politik sebelumnya.

Ujang menerangkan, PPP dan Golkar pernah dibelah pihak tertentu, sebelum akhirnya bergabung dan mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

"Kita tahu, PPP dan Golkar pernah dibelah. Lalu ikut pemerintah. Amien Rais juga dikudeta dari PAN. Yang katanya juga disokong oleh kekuasaan," ujar Ujang kepada Tribunnews, Senin (1/2/2021).

Bahkan, Partai Berkarya juga disebut Ujang telah 'dikudeta'.

Selain itu, ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga 'dipecah'.

"PKS terpecah karena ada Partai Gelora Indonesia," ucap Ujang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved