Rocky Gerung Sebut Partai Demokrat Berhak Tuduh Istana Sebagai Komplotan Usai Isu Kudeta AHY Muncul

Rocky Gerung Sebut Partai Demokrat Berhak Tuduh Istana Sebagai Komplotan, Usai Isu Kudeta AHY Muncul

Editor: Slamet Teguh
channel YouTube Najwa Shihab
Rocky Gerung di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (21/10/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Isu panas dalam partai Demokrat terus mendapatkan perhatian publik.

Bahkan sejumlah tokoh ikut berkomentar terkait adanya isu kudeta posisi Ketua Umum Partai Demokrat milik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Salah satunya ialah Rocky Gerung.

Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapannya terkait pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut bahwa ada gerakan yang igin mengambil alih Partai Demokrat secara paksa.

Hal ini diungkapkan AHY dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (1/2/2021).

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.

Ia menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader dan non-kader.

Gabungan dari pelaku gerakan itu ada 5 (lima) orang, terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.

Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan.

"Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dalam permasalahan ini," ucap AHY.

Terkait dengan hal tersebut, Rocky Gerung menilai bahwa hal ini merupakan wujud dari ambisi sejumlah tokoh yang ingin maju pada Pemilu 2024.

"Cerita ini adalah semacam pembuka dari seluruh ambisi dari tokoh-tokoh yang ingin cepat-cepat mendapat kendaraan menuju 2024," uajr Rocky Gerung.

Rocky Gerung tidak menyalahkan jika AHY menganggap hal tersebut sebagai politik tidak etis.

Namun di sisi lain Rocky Gerung menyebutkan bahwa hal seprti itu sangat wajar terjadi dalam dunia perpolitikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved