Berita Ogan Ilir
Kisah Gadis 20 Tahun di Ogan Ilir, Tukang Tampal Ban dan Jualan Air Galon, Lunasi Utang Orang Tua
Waktu itu saya pikir lebih baik pulang saja ke kampung. Bantu-bantu orang tua, apalagi Emak-Bapak punya utang.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
Di rumah Musnaini, ada 10 buah galon yang disewanya dari penjual dengan biaya seluruhnya Rp 1 juta perbulan.
"Kalau jualan air galon ini memang usaha sendiri, tapi galonnya masih nyewa," kata Musnaini.
Dalam sehari, Musnaini dapat menjual sedikitnya 20 galon air kepada warga.
Satu kemasan air galon dijual Rp 5 ribu, sama seperti harga air isi ulang di Ogan Ilir pada umumnya.
Air pesanan warga, diantar Musnaini menggunakan sepeda motor matic.
Dalam sekali antar, Musnaini bisa mengangkut 4 hingga 6 galon air dan mampu membawa 8 galon kosong, hanya seorang diri.
"Jadi, saya antar air galon dan airnya saya tuangkan ke galon orang yang beli. Begitu caranya," ungkap Musnaini.
Putri kedua dari enam bersaudara pasangan Rojla dan Suhasana ini mengaku sama sekali tak malu dengan pekerjaannya yang dilakukannya.
"Tidak (malu). Daripada mengemis, lebih baik kita berusaha menghasilkan sesuatu dengan keringat kita sendiri," ujar Musnaini.
Menurut Musnaini, saat awal-awal berjualan air galon, ia sempat menjadi buah bibir warga.
Namun Musnaini tak peduli dan ia tetap konsisten dengan pekerjaannya hingga sekarang.
"Pernah diledek orang, digoda, ditanya-tanya, macam-macam. Tapi bagi saya, pokoknya mau bantu orang tua cari uang dan melunasi utang," tegas Musnaini tanpa menyebutkan jumlah nominal utang tersebut.
Ke depan, gadis yang masih menjomblo ini punya cita-cita ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan sesuatu yang diperbuatnya.
Musnaini juga mengungkapkan, ingin memiliki pasangan dan menikah jika segala urusannya selesai.
"Kalau kepikiran menikah, saya pikir itu nanti. Saya mau lunasi utang orang tau dulu, baru melangkah," kata dia.