Penjelasan Google Soal Benarkah Tanda SOS di Peta Pulau Laki Berasal dari Korban Sriwijaya Air?
Hingga Rabu siang, tanda SOS yang muncul di Pulau Laki ini masih terlihat saat diakses melalui aplikasi Google Maps. Bahkan tanda SOS tersebut sempat
"Karena bisa saja itu juga ada teman kita yang ada disitu. Untuk diketahui, tim penyelam kita itu ada yang berposko di Pulau Lancang, ada juga yang berposko di Pulau Laki. kemudian ada juga yang di Tanjung Kait. Jadi mereka membentuk posko-posko itu untuk memudahkan mereka bergerak, krena tidak semua ada di atas kapal, kapal jumlahnya terbatas," kata Rasman.
Arti SOS dan Sejarah SOS
Mengutip Wikipedia, SOS adalah nama untuk tanda bahaya kode Morse internasional.
Tanda SOS biasa digunakan untuk meminta pertolongan. Namun, SOS sebenarnya bukan merupakan singkatan dari apapun.
Sebenarnya, SOS ini merupakan kode Morse Internasional.
Tanda SOS biasanya digunakan untuk meminta pertolongan, teman-teman. Terutama pertolongan saat ada di laut atau terdampar di pantai sebuah pulau.
Kode Morse SOS terdiri dari tiga titik, tiga garis setrip, dan tiga titik (...---...).
Dalam kode Morse internasional, tiga titik artinya adalah huruf S dan tiga garis setrip artinya adalah huruf O.
Namun, sebenarnya itu hanya kebetulan saja.
Karena kode Morsenya yang kebetulan membentuk huruf tertentu itu, jadilah sinyal untuk minta tolong itu disebut SOS.
Penggunaan kode permintaan pertolongan disimbolkan tanda SOS karena bertujuan untuk memudahkan atau tidak salah diartikan sebagai pesan lain.
Dalam penggunaannya, SOS sering dihubungkan dengan singkatan kata "Save Our Ship," "Save Our Souls," "Survivors On Ship," "Save Our Sailors" "Stop Other Signals", dan "Send Out Sailors".
Kemudian, kode yang dibuat tanpa tanda berhenti secara berlanjutan bisa dikirimkan secara cepat dan tidak membutuhkan daya yang besar untuk dikirim.
Tanda ini pertama kali digunakan oleh pemerintah Jerman pada 1 April 1905, dan menjadi standar di seluruh dunia sejak 3 November 1906.
Sinyal minta tolong ini awalnya digunakan saat kapal-kapal mulai dilengkapi dengan teknologi mesin radiotelegraf di awal abad ke-20.