Liputan Khusus
Pembunuhan Tak Surutkan Akun Seronok Prostitusi Open BO di Medsos Palembang
Tribunsumsel.com kembali melakukan penelusuran prostitusi online di Palembang setelah kasus pembunuhan Yuliana terjadi. Beberapa diksi akan dipaparkan
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Polisi mengkonfirmasi ada dugaan praktik prostitusi online di balik pembunuhan Yuliana MS (25) seorang perempuan muda di sebuah Hotel di Palembang.
Pemubunuhnya diduga perampok yang menyaru jadi pelanggan prostitusinya malam itu. Dua teman laki-laki Yulianan diduga juga merupakan bagian dari praktik prostitusi. Polisi menyebutnya dengan atribusi "Papi."
Peristiwa pembunuhan Yuliana MS tak menyurutkan prostitusi online di Palembang. Padahal sudah jelas-jelas praktik ini benar-benar berbahaya dan sudah begitu banyak korban baik dari para pelaku prostitusinya maupun penggunanya.
Sejak lima tahun terakhir prostitusi dengan platform penjajaan di sosial media atau online memang marak.
Tribunsumsel.com kembali melakukan penelusuran prostitusi online di Palembang setelah kasus pembunuhan Yuliana terjadi. Beberapa diksi akan dipaparkan secara gamblang dalam tulisan ini dengan maksud semata-mata mendorong pengusutan dan pemberangusan prostitusi.
Aplikasi Michat dan Wechat adalah yang paling banyak digunakan para pelaku prostitusi ini. Istilah paling jamak adalah "open BO". Merupakan akronomim berbahasa inggris yakni open booking, open booking online, open booking off atau open booking order. Sangking jamaknya istilah ini maka sering kita jumpai digunakan dalam candaan seksis oleh para laki-laki.
Tribunsumsel.com melihat praktik prostitusi online di Michat.
Begitu banyak akun penjaja seks yang terang-terangan. Fitur lokasi terdekat atau nearby membuat para penjaja seks dan pelanggan mudah memilih targetnya.
Banyak sekali akun yang rata-rata perempuan dengan tanpa malu lagi menulis di biodatanya open bo, mencari yang serius, stay di hotel, dan masih banyak lagi tawaran yang mereka tulis di biodatanya.
Pilihan lainnya untuk mencari teman baru dengan mencari orang terdekat atau people nearby di menu teman atau friends anda akan dihadapkan dengan akun atau pengguna MiChat di sekitar tempat tinggal Anda.
Di menu ini pun Anda bisa memili hanya Perempuan atau Hanya Laki-laki yang tentu disortir lagi sesuai dengan keinginan pengguna dalam mencari stranger atau orang yang tak kita kenal atau bisa jadi Anda juga bisa menemukan teman lama Anda, who knows?
Salah satu akun yang coba Tribun chat melalui menu memilih Teman: Hanya Perempuan, menuliskan di biodatanya BO Serius sebut saja Putri menawarkan diri bertemu di salah satu hotel di Palembang dengan tarif Rp 500 ribu selama 2 jam.
Kak open BO? Lokasi dimana?
Dengan cepat Putri membalas “2 jam 500 hotel .... Palembang,” balasnya singkat.
Kemudian sebut saja Putri (2) menawarkan diri bertemu di salah satu hotel di Palembang dengan tarif Rp 600 ribu per 1 jam durasi dan harga ini sudah termasuk room hotel.
Dengan mudahnya kedua perempuan ini menjajakan dirinya dengan orang tak dikenal. Apalagi mereka menunjukkan foto tak senonoh di laman biodatanya.
Tapi apa Anda pernah berpikir tentang teman tak dikenal tiba-tiba menjajakan diri, apa pernah berpikir ada kejahatan di balik pengguna pengguna atau pemilik akun di aplikasi seperti ini.
MiChat juga memperingatkan setiap pengguna baru saat memulai chat dengan tulisan: Jangan memberikan akun bank atau nomor HP. Ketika chat dengan orang asing tolong hati-hati dan jangan mudah bertemu sendirian.
Selalu berhati-hati saat memulai chat dengan orang asing, dan tulisan ini hanya memberi tahu bahwa penting sekali untuk berhati-hati dengan siapapun karena kejahatan selalu terjadi di semua lini termasuk di media sosial seperti ini.
Kasus Yuliana MS saat ini masih diusut oleh polisi. Polisi mengaku membentuk tim untuk memburu pelaku. Kepala Yuliana dihantam benda tumpul lalu dibekap dengan bantal hingga tewas.
Sebelumnya, Tribunsumsel mendatangi lokasi hotel tempat Yuliana ditemukan tewas guna mencari keterangan saksi terkait kasus ini, Kamis (7/1/2021) siang. Tampak suasana sepi dan hanya terlihat beberapa petugas hotel yang terlihat hilir mudik di lobi.
Berdasarkan keterangan seseorang yang enggan disebutkan namanya, Yuliana sudah satu minggu menginap di hotel tersebut sebelum akhirnya ditemukan tewas, Selasa (5/1) malam.
"Dia sama dua orang pria temannya memesan satu kamar hotel di sini, namanya Angga dan Wahyu. Tapi selama satu minggu itu, mereka sempat pindah-pindah kamar," ujarnya.
Dari perbincangan tribunsumsel dengan orang tersebut, diketahui ada seorang pria yang sempat bersama korban di dalam kamar beberapa jam sebelum ditemukan tewas. Namun tidak diketahui identitas dari pria misterius itu.
"Perawakannya agak gemuk dan diperkirakan seumuran dengan korban. Pria itu datang pakai masker dan motor matic," ujarnya.
Sumber tersebut mengatakan, pria itu datang ke hotel dengan menggunakan sepeda motor matic, pada Selasa (5/1) sekira pukul 20.00. Dia sempat ditegur seorang pegawai hotel lantaran memarkirkan motornya persis di depan pintu masuk.
"Ditegur supaya motornya dipindahkan ke belakang karena memang itu tempat parkirnya. Sedangkan untuk pelat motornya tidak ada yang tahu. Petugas hotel juga tidak terlalu memperhatikan. Dan dari CCTV juga buram karena plat motornya dilapisi sama pelapis berbahan akrilik, jadi silau tidak terlihat jelas di rekaman," ujarnya.
Setelah memarkirkan motornya, pria tersebut masuk ke lobi dan sempat duduk selama beberapa waktu sembari memainkan handphone miliknya.
Kemudian naik ke lantai 6 dan masuk ke kamar tempat korban menginap.
Sementara, kedua rekan korban yakni Angga dan Wahyu pergi keluar hotel. Sekitar pukul 22.30, kedua rekan korban kembali ke hotel dan sempat duduk di lobi.
Tak lama kemudian atau sekitar pukul 22.40, rekan korban kemudian memutuskan untuk naik ke lantai 6 tempat korban dan pria misterius itu berada.
Namun di lorong kamar hotel lantai 6, rupanya rekan korban secara tak sengaja bertemu dengan pria misterius itu yang sudah terlihat gugup dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
"Bertemu di lorong itu juga dari keterangan dua rekan korban waktu jenazah dalam proses evakuasi," ujarnya.
Rekan korban kemudian masuk ke kamar tempat rekannya itu berada.
Tak lama kemudian Angga dan Wahyu meminta pertolongan kepada petugas di lobi hotel terkait kondisi korban yang sudah penuh luka di atas kasur.
"Kami curiga sama pria misterius itu karena dia seperti ketakutan. Langsung berjalan cepat meninggalkan hotel," ujarnya.
Sedangkan Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat Mulyana menuturkan, pihaknya sudah membentuk beberapa tim untuk memburu pelaku pembunuhan korban Yuliana.
"Tim sudah kami bentuk dan sudah bergerak mengejar pelaku," katanya.
Satreskrim Polrestabes Palembang juga terus mengumpulkan bukti-bukti untuk melakukan penyelidikan agar kasus ini bis cepat terungkap.
Selain mengumpulkan bukti, saat ini penyidik juga masih memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui ciri-ciri pelaku pembunuhan terhadap Yuliana.
Ketika disinggung mengenai ciri-ciri pelaku, menurut Edi pihaknya masih melakukan pendalaman. Sehingga, belum bisa mengungkapkan ciri-ciri pelaku.
Sedangkan untuk kedua rekan korban yang bertugas mencarikan tamu, juga masih terus dilakukan pemeriksaan. Edi belum mau pengungkapan, apakah nantinya kedua teman korban ini bisa jadi tersangka atau tidak.
"Sekarang semuanya masih dalam penyelidikan. Kami mohon doanya, semoga kasus ini segera terungkap dan pelaku bisa cepat kami tangkap," katanya.