Breaking News

Bisnis Logistik

Misi JNE Poles Produsen Lokal, Demi Pasar yang Makin Besar

Pemain baru bisnis logistik terus bermunculan di Indonesia. Magnitudenya datang dari  lini jual beli daring yang nilainya ratusan triliun rupiah.

Penulis: Prawira Maulana | Editor: M. Syah Beni
YUDI/TRIBUNSUMSEL
Kurir JNE, Edi Kiswanto saat bekerja mengantarkan paket ke rumah klien di kawasan Sako Palembang belum lama ini. 

Geliat bisnis online macam e-commerce dan toko daring diakui Daud jadi penyokong utama JNE di Palembang. Karena itu, JNE pun punya kewajiban dan misi untuk menjaga ekosistem bisnis online ini. Memperluasnya hingga ke daerah-daerah. Mengedukasi produsen yang belum melek daring agar bergerak hingga jangkauan pasarnya makin luas.

Apalagi di Sumatera Selatan. Banyak pengrajin ataupun usaha kecil yang memproduksi barang berkualitas wahid malah sentranya ada di daerah. Misalnya di Meranjat, Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir yang terkenal dengan kerajianan peraknya. Ternyata JNE pun sudah masuk ke kawasan itu. Memberikan pelatihan ber-market place pada para pengrajin rumahan di sana. “Pelan-pelan pesanan kerajinan perak di sana makin meningkat dan banyak yang datang dari luar Sumsel lewat platform online,” kata Daud.

Misi JNE dalam beberapa tahun ke depan adalah mengangkat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tersembunyi di daerah-daerah untuk muncul dan dikenal. Khususnya UMKM yang muatan kearifan lokalnya sangat terasa. “Karena itu JNE sekarang getol membangun jaringan di daerah-daerah,” katanya.

JNE mengusung jargon connecting happiness dalam pendekatannya saat ini. Misinya untuk menjadi penghubung kebahagiaan satu sama lain. Jargon ini coba dimanifestasikan dalam mengedukasi para produsen khusus UMKM untuk makin berkembang. Ini pun selaras dengan misinya memperluas pangsa pasar.

Makin Variatif

Pengamat ekonomi Sumatera Selatan Yan Sulitiyo mengatakan bisnis logistik saat ini memang sangat prospektif. Itulah kenapa muncul begitu banyak pemain baru belakangan ini.

Bahkan penyedia platform e-commerce pun kini masing-masing punya jasa pengiriman sendiri. Namun menurut Yan, mengelola bisnis pengiriman harus didukung dengan infrastruktur yang apik dan menyeluruh. Khususnya menjangkau seluruh daerah. “Ini tantangan investasinya dan tak semua pemain baru itu punya,” katanya.

Menurut Yan, magnitude atau daya tarik dari bisnis logistik selaras dengan pesatnya jual beli online. Yan juga memiliki perspektif, alih-alih “berdarah-darah” bersaing memperebutkan kue di perkotaan, bisnis logistik bisa lebih getol lagi menggarap pasar daerah.

“Jual beli secara online memutus jarak. Proses kesepakatan jual beli dilakukan sangat mudah meski jarak berjauhan, harapannya proses menikmati pembelianpun juga cepat tak terhalang jarak,” kata Yan.

Persaingan bisnis jasa pengiriman di perkotaan menurut Yan saat ini makin kencang dan variatif saja. Bahkan belakangan ini muncul jasa kurir lokal yang dilakoni oleh orang perorang atau usaha kecil. Jasa pengiriman ini penggunanya adalah pemilik online shop yang pembelinya ada di satu kota.

“Model bisnis kurir lokal ini terus berkembang. Apalagi saya lihat online shop makin ramai. Lihat saja di facebook begitu seringnya kita melihat mereka berjualan live,” kata Yan.  Yan optimis bisnis jasa pengiriman akan makin bagus  ke depannya. Di tahun 2020 saat diuji dengan pandemi, bisnis ini masih tetap apik. “Tahun 2021 saya prediksi lebih baik lagi,” katanya.

Harga, kecepatan dan layanan yang berorientasi customer delight harus jadi semangat di bisnis ini. “Apalagi sekarang makin kompetitif,” katanya.

Para kurir seperti Edi Kiswanto bakal bisa bernafas lega. Meski sibuk, mereka bisa tetap bekerja demi keluarganya. Ekonominya terjaga.(pma)

#jne
#jne30tahun
#connectinghappiness
#30tahunbahagiabersama

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved