Bisnis Logistik
Misi JNE Poles Produsen Lokal, Demi Pasar yang Makin Besar
Pemain baru bisnis logistik terus bermunculan di Indonesia. Magnitudenya datang dari lini jual beli daring yang nilainya ratusan triliun rupiah.
Penulis: Prawira Maulana | Editor: M. Syah Beni
Pemain baru bisnis logistik terus bermunculan di Indonesia. Magnitudenya datang dari lini jual beli daring yang nilai transaksinya ratusan triliun rupiah.
Reporter, Prawira Maulana
Hari-hari usai Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) adalah saat yang sibuk bagi Edi Kiswanto (31). Kurir JNE (PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir) Cabang Kota Palembang ini bisa mengantarkan sampai 200 paket dalam sehari.
“Biasanya sibuk itu dua sampai empat hari setelah Harbolnas,” kata Edi diwawancarai, Rabu (30/12) lalu. Satu masa Edi bahkan pernah mengantarkan 283 paket sehari. Bahkan di saat pandemi seperti sekarang ini.
Sejak delapan tahun lalu Harbolnas dihelat setiap tanggal 12 bulan 12. Tahun 2020 ini, meski dikepung pandemi global, Nielsen Indonesia merilis transaksi Harbolnas mencapai Rp 11,6 triliun dari tanggal 11 dan 12 Desember 2020. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 9,1 triliun.
Harbolnas adalah satu dari beragam stimulus yang membuat ekosistem e-commerce di Indonesia makin ciamik. Bank Indonesia mencatat sampai September 2020 saja nilai transaksi jual beli daring mencapai Rp 180,74 triliun di 2020.
Ekosistem e-commerce yang makin kualitatif satu dekade terakhir menggerek lini bisnis lainnya. Utamanya bisnis logistik. Pemain baru terus bermunculan namun pemain lama juga tak tinggal diam dengan menghadirkan terobosan layanan produk baru dan ekspansi.
Di Kota Palembang, JNE mengklaim sebagai market leader dalam bisnis ini. Kepala Cabang JNE Palembang M Daud mengatakan belakangan ini persaingan bisnis logistik di Kota Palembang memang cukup sengit. Namun “kue” dari bisnis ini juga terus berkembang.
Dalam sehari JNE Palembang menerima 50 ribu kiriman masuk. “Sementara kiriman ke luar sebanyak 6.000 per hari,” katanya. Untuk bisa melayani ini JNE Cabang Palembang mempekerjakan ratusan kurir. Di momen Harbolnas, JNE Palembang menerima 132 ribu paket masuk.
Belum lama ini redaksi mengunjungi kawasan Pakjo Ujung Palembang tempat dua gudang besar milik JNE berdiri. Pakjo Ujung yang dulunya dikenal sepi kini sibuk. Ratusan kurir dan kendaraan besar milik JNE hilir mudik di sana.
Pagi hari mulai pukul 08.00 WIB ratusan kurir bersepeda motor keluar dari sana. Siang harinya mereka kembali, lalu pukul 15.00 WIB di hari yang sama kembali keluar untuk mengantar sesi kedua. Banyak karyawan JNE memang warga sana. Belakangan ini nama Pakjo Ujung bahkan diasosiasikan warga dengan JNE.
Dua gudang milik JNE itu difungsikan untuk pengorganisiran barang yang berbeda. Gudang pertama sebagai stasiun barang untuk paket ke luar Palembang. Sementara gudang kedua yang berjarak 600 meter dari sana khusus paket dalam Kota Palembang. Dua gudang itu sama-sama sibuk dan ramai.
Sementara itu, kantor pusat penerimaan layanan JNE ada di Kawasan Jalan Mayor Ruslan Palembang. Kantor itu dibesut 24 jam tanpa jeda tutup. Daud mengakui demi memenangkan kompetisi di bisnis yang makin ketat ini pendekatan layanan harus yang paling utama.
“Sekarang ini banyak pemain baru persaingan hargapun makin sengit. Untuk menang kita harus memperkuat layanan. Janji satu hari sampai ya memang harus sampai satu hari,” katanya.

Daud merinci saat ini ada 200 outlet mitra di seluruh Kota Palembang. Sementara 70 lainnya tersebar di 16 kabupaten/kota di Sumsel. Katanya, top of mind masyarakat Palembang tentang jasa pengiriman paket adalah JNE.
Geliat bisnis online macam e-commerce dan toko daring diakui Daud jadi penyokong utama JNE di Palembang. Karena itu, JNE pun punya kewajiban dan misi untuk menjaga ekosistem bisnis online ini. Memperluasnya hingga ke daerah-daerah. Mengedukasi produsen yang belum melek daring agar bergerak hingga jangkauan pasarnya makin luas.
Apalagi di Sumatera Selatan. Banyak pengrajin ataupun usaha kecil yang memproduksi barang berkualitas wahid malah sentranya ada di daerah. Misalnya di Meranjat, Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir yang terkenal dengan kerajianan peraknya. Ternyata JNE pun sudah masuk ke kawasan itu. Memberikan pelatihan ber-market place pada para pengrajin rumahan di sana. “Pelan-pelan pesanan kerajinan perak di sana makin meningkat dan banyak yang datang dari luar Sumsel lewat platform online,” kata Daud.
Misi JNE dalam beberapa tahun ke depan adalah mengangkat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tersembunyi di daerah-daerah untuk muncul dan dikenal. Khususnya UMKM yang muatan kearifan lokalnya sangat terasa. “Karena itu JNE sekarang getol membangun jaringan di daerah-daerah,” katanya.
JNE mengusung jargon connecting happiness dalam pendekatannya saat ini. Misinya untuk menjadi penghubung kebahagiaan satu sama lain. Jargon ini coba dimanifestasikan dalam mengedukasi para produsen khusus UMKM untuk makin berkembang. Ini pun selaras dengan misinya memperluas pangsa pasar.
Makin Variatif
Pengamat ekonomi Sumatera Selatan Yan Sulitiyo mengatakan bisnis logistik saat ini memang sangat prospektif. Itulah kenapa muncul begitu banyak pemain baru belakangan ini.
Bahkan penyedia platform e-commerce pun kini masing-masing punya jasa pengiriman sendiri. Namun menurut Yan, mengelola bisnis pengiriman harus didukung dengan infrastruktur yang apik dan menyeluruh. Khususnya menjangkau seluruh daerah. “Ini tantangan investasinya dan tak semua pemain baru itu punya,” katanya.
Menurut Yan, magnitude atau daya tarik dari bisnis logistik selaras dengan pesatnya jual beli online. Yan juga memiliki perspektif, alih-alih “berdarah-darah” bersaing memperebutkan kue di perkotaan, bisnis logistik bisa lebih getol lagi menggarap pasar daerah.
“Jual beli secara online memutus jarak. Proses kesepakatan jual beli dilakukan sangat mudah meski jarak berjauhan, harapannya proses menikmati pembelianpun juga cepat tak terhalang jarak,” kata Yan.
Persaingan bisnis jasa pengiriman di perkotaan menurut Yan saat ini makin kencang dan variatif saja. Bahkan belakangan ini muncul jasa kurir lokal yang dilakoni oleh orang perorang atau usaha kecil. Jasa pengiriman ini penggunanya adalah pemilik online shop yang pembelinya ada di satu kota.
“Model bisnis kurir lokal ini terus berkembang. Apalagi saya lihat online shop makin ramai. Lihat saja di facebook begitu seringnya kita melihat mereka berjualan live,” kata Yan. Yan optimis bisnis jasa pengiriman akan makin bagus ke depannya. Di tahun 2020 saat diuji dengan pandemi, bisnis ini masih tetap apik. “Tahun 2021 saya prediksi lebih baik lagi,” katanya.
Harga, kecepatan dan layanan yang berorientasi customer delight harus jadi semangat di bisnis ini. “Apalagi sekarang makin kompetitif,” katanya.
Para kurir seperti Edi Kiswanto bakal bisa bernafas lega. Meski sibuk, mereka bisa tetap bekerja demi keluarganya. Ekonominya terjaga.(pma)
#jne
#jne30tahun
#connectinghappiness
#30tahunbahagiabersama