Update CCTV di Lokasi Penembakan 6 Laskar FPI, Jasa Marga Sebut CCTV Tak Rusak dan Ada Rekaman

Update CCTV di Lokasi Penembakan 6 Laskar FPI, Jasa Marga Sebut CCTV Tak Rusak dan Ada Rekaman

Editor: Slamet Teguh
Istimewa
Enam Anggota FPI yang diduga berusaha menyerang polisi namun tewas ditembak mati Polisi. Jenazah enam anggota laskar khusus FPI itu kini berada di RS Kramat Jati 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNSUMSEL.COM, MENTENG - Direktur Utama (Dirut) Jasa Marga, Subakti Syukur, angkat suara ihwal kamera CCTV yang merekam penembakan enam laskar FPI.

Subakti menjelaskan, kamera CCTV yang berada di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50 tersebut berfungsi.

"Kalau kemudian mengenai CCTV yang dibilang rusak itu sebenarnya tidak," kata Subakti, setelah dimintai keterangan Komnas HAM, di Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020).

"CCTV kami semua berfungsi, jadi CCTV kami di Jakarta-Cikampek itu ada 277 CCTV," lanjutnya.

Namun, kata Subakti, kamera CCTV yang diduga merekam penembakan enam laskar FPI tersebut ada gangguan.

"Kemarin memang kebetulan terganggu CCTV-nya dan pengiriman datanya terganggu," klaim dia.

Hanya 23 CCTV dari kilometer 49 sampai 72, itu hanya di lajur. Kalau di gerbang dan lain-lainnya semua ada. Jadi hanya sekira 23 (CCTV)," sambungnya. 

Dia mengklaim, 23 kamera CCTV yang dimaksud mengalami gangguan saat pengiriman data.

"23 (CCTV) itu bukan tidak berfungsi, hanya pengiriman datanya berapa jam itu terganggu," ucapnya.

"Karena waktu mau perbaikan, hujan. Karena itu kan harus dideteksi pakai suatu alat sehingga perlu waktu, kemudian beberapa jam kemudian 24 jam sudah berfungsi lagi," lanjutnya. 

Dia menambahkan, 23 kamera CCTV tersebut memang ada rekamannya. Tapi saat pengiriman data, ada gangguan.

Rekontruksi

Polisi menggelar rekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan enam simpatisan Front Pemela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat.

Rekonstruksi digelar pada Senin (14/12/2020) dini hari.

Reka ulang dilakukan di empat titik.

Rekonstruksi berlangsung mulai pukul 00.35 hingga 04.30 WIB.

Seperti yang ramai diberitakan, 6 dari 10 simpatisan yang merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) tewas ditembak polisi.

Pihak kepolisian menyebut penembakan dilakukan lantaran sekelompok orang itu menyerang anggota Polda Metro Jaya.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran.

Menurut keterangan Fadil, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (7/12/2020) sekitar pukul 00.30 WIB.

Peristiwa terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya kilometer 50.

Kini Bareskrim Polri pun melakukan rekonstruksi yang dijaga ketat oleh ratusan aparat keamanan.

Sementara itu, dari hasil rekonstruksi terungkap anggota FPI sempat berusaha merebut senjata api milik petugas.

Berikut deretan fakta lengkapnya:

1. Rekonstruksi digelar dini hari

Menurut Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, rekonstruksi dilakukan sama dengan kejadian asli.

Perbedaannya, menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono, pada pada 7 Desember 2020 itu cuaca sedang hujan dan jalanan sepi.

Lalu, jalanan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) tidak ada penerangan.

"TKP pertama ada sembilan adegan. TKP kedua sekitar 600 meter setelahnya, empat adegan," kata Argo.

2. Mobil anggota FPI memepet mobil petugas

Dalam adegan rekonstruksi TKP pertama di antara gerbang selamat datang Karawang dan Bundaran Hotel Novotel, tampak dua mobil yang ditumpangi laskar FPI memepet kendaraan petugas.

Lalu, salah satu mobil lalu menabrak sisi samping mobil petugas.

Setelah itu, empat anggota FPI turun dan menyerang petugas.

Penyerangan itu dibalas dengan tembakan peringatan oleh petugas.

3. Tembaki petugas

Setelah ada tembakan peringatan, empat anggota FPI masuk ke mobil.

Namun, dua anggota FPI melepaskan tembakan ke arah petugas sebanyak tiga kali.

Pada saat bersamaan, seorang petugas menembak ke arah mobil Chevrolet warna abu-abu yang ditumpangi anggota FPI.

Lalu, anggota FPI yang melakukan penembakan masuk ke mobil dan kabur meninggalkan TKP.

4. Polisi kejar anggota FPI

Rekonstruksi TKP kedua dilakukan di Jembatan Badami.

Saat itu polisi mengejar dan berupaya menyalip mobil anggota FPI.

Di lokasi ini, aksi penembakan kembali berlanjut.

Seorang anggota FPI membuka kaca dan mengarahkan senjata ke petugas.

Namun, aksi tersebut diketahui petugas dan segera diantisipasi dengan cepat.

Saat kejadian asli, kondisi jalan sepi cukup sepi dan tak ada lampu penerangan, sama seperti saat kejadian sebenarnya.

5. Ban kempis

Memasuki rest area Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, ban mobil yang ditumpangi anggota FPI kempis.

Lalu, mobil tersebut terhenti setelah teradang mobil yang sedang parkir.

Polisi segera menyergap dan mengamankan empat anggota FPI serta sejumlah barang bukti.

Sejumlah barang bukti yang diamankan berupa ponsel, dompet, katapel berikut 10 kelereng, sebuah senjata api beserta 10 butir peluru, celurit, dan katana.

Kemudian, dua anggota FPI lainnya yang sudah tewas kemudian dipindahkan ke mobil petugas.

6. Merebut senjata petugas

Setelah itu, saat dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya, empat anggota FPI yang duduk di bagian belakang mobil mencoba melawan dan merebut senjata petugas.

Aksi itu terjadi saat melintas di Kilometer 51+200 Tol Jakarta-Cikampek.

"Upaya dari penyidik untuk melakukan pembelaan, sehingga dilakukan tindakan tegas terukur," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian.

Setelah mengalami luka, empat anggota FPI tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

7. Penjagaan ketat

Selama rekonstruksi, ratusan aparat keamanan dikerahkan. Kapolres Karawang AKBP Samtama Putra mengungkapkan, ada sekitar 240 personel yang dilibatkan.

"Tugas kita mengamankan rekonstruksi berjalan aman dan tertib," kata Rama saat apel di Mapolres Karawang, Minggu (13/12/2020).

Samtama menjelaskan, rekonstruksi digelar di 4 titik.

Ada dua titik di luar tol di wilayah Karawang dan dua di dalam ruas Tol Jakarta-Cikampek.

"Ada empat titik," ujarnya.

8. Bantahan FPI 

Pasca-rekonstruksi tersebut, Sekretaris Umum FPI Munarman menuding hasil rekonstruksi merupakan rekayasa.

"Kami menghimbau untuk hentikan semua rekayasa dan fitnah. Mereka keenam korban hanya para pemuda lugu yang mengabdi kepada gurunya, menjaga keselamatan gurunya," kata Munarman kepada Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Selain itu, FPI juga membantah laskar menyerang lebih dulu dengan menggunakan senjata tajam dan senjata api. (TribunNewsmaker.com/*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Penjelasan Dirut Jasa Marga Soal CCTV di Tol Japek: Sebenarnya Tidak Rusak, Tapi Kebetulan Terganggu, https://jakarta.tribunnews.com/2020/12/14/penjelasan-dirut-jasa-marga-soal-cctv-di-tol-japek-sebenarnya-tidak-rusak-tapi-kebetulan-terganggu?fbclid=IwAR0MNuAONRL-0YgOIx4Ig-jro5KxjoetB7VafHspFBvnv2cTtqW3NZxscbA.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul 8 Fakta Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Anggota FPI, Pepet Mobil hingga Rebut Senjata Petugas, https://newsmaker.tribunnews.com/2020/12/14/8-fakta-rekonstruksi-kasus-penembakan-6-anggota-fpi-pepet-mobil-hingga-rebut-senjata-petugas?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved