Prof Yuwono : Biaya Covid 19 Untuk 5 Juta Orang, Setara APBD Sumsel Satu Tahun
"Vaksin Sinovac yang telah dibawa ke Indonesia itu kalau disuntikkan akan ada 10 persen efek samping pada orang yang disuntikkan.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Prof Yuwono pun memberikan saran, bahwa kalau mau memberikan vaksin harus benar-benar dipertimbangkan.
Karena harga nyawa satu orang saja itu mahal.
"Saran saya patokannya orang-orang yang bener-bener perlu diberikan, dan selektif. Yang tahu sapa tentu tim. Nantinya saya sebagai Satgas Covid-19 saya akan berikan surat secara tertulis juga kepada Gubernur," katanya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Palembang dr Fauziah MKes menambahkan, vaksinasi ini pencegahan sekunder, maka belum tentu dapat menyelesaikan pandemi.
Namun vaksin ini bagi yang sakit diharapkan tidak berat atau bahkan tidak bergejala.
"Vaksinasi tidak mencegah orang supaya tidak terpapar. Jadi bukan berarti sudah divaksin bakal tidak terpapar, yang penting itu pencegahan primer yaitu menerapkan protokol kesehatan terutama 3 M," katanya.
Menurutnya, untuk herd immunity diperlukan diatas 95 persen. Sehingga bisa menutupi sisanya.
Namun ketika Indonesia sudah divaksin tapi negara lain belum divaksin juga perlu dipertimbangkan.
Ia pun menjalankan, bahwa untuk vaksin ini untuk usia 18-59 tahu, tidak hamil dan tidak ada komorbit berat.
Sehingga kelompok diluar itu belum bisa digunakan. Prioritasnya petugas kesehatan, yang menangani kasus Covid-19.
"Vaksin diberikan selama dua kali dengan jarak 14 hari. Jangan sampai sudah diberikan suntikan sekali namun keduanya tidak diberikan. Pemberian vaksin akan dilakukan setelah mendapatkan ijin BPOM," katanya
Ia pun menjelaskan, bahwa saat ini baru sosialisasi proses dan pendataan.
Kalau secara detail itu belum. Karena fasenya masih sosialisasi.
Sedangkan untuk pelatihan yang berbeda paling tentang pengimputan data.
Dimulai dari fasilitas pelayanan, kalau penyuntikan tenga medis sudah bisa.