Prof Yuwono : Biaya Covid 19 Untuk 5 Juta Orang, Setara APBD Sumsel Satu Tahun
"Vaksin Sinovac yang telah dibawa ke Indonesia itu kalau disuntikkan akan ada 10 persen efek samping pada orang yang disuntikkan.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - - Sebanyak 1,2 juta vaksin Sinovac sudah sampai di Indonesia.
Namun hingga kini uji klinis tahap ketiga belum usai, sehingga efeknya belum bisa dipastikan.
Menurut Ahli Mikrobiologi Prof. Dr. dr. Yuwono, M. Biomed, vaksin Sinovac belum selesai uji klinis.
Belum masuk dalam skema pengumuman hasil akhir uji klinis.
"Vaksin itu keamanannya harus diatas 99 persen. Sedangkan Sinovac ini kemanjurannya 90 persen, artinya ada 10 persen efek samping pada orang yang disuntikkan," kata Prof Yuwono melalui Live Talk yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Jumat (11/12/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa untuk vaksin Covid-19 ini penggunannya karena keadaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA). Maka ini perlu dicermati betapa bahayanya.
"Vaksin Sinovac yang telah dibawa ke Indonesia itu kalau disuntikkan akan ada 10 persen efek samping pada orang yang disuntikkan.
10 persen itu besar loh. Angap 1 juta saja maka 100 rb orang akan ada efek samping," jelasnya.
Menurutnya, efek sampingnya memang beragam seperti sakit kepala, demam, gejala menyerupai Covid-19 seperti nafsu makan turun, diare, lemas dan lain-lain.
"Contohnya di Inggris, sudah mulai memvaksin Pfizer dan sudah banyak yang masuk rumah sakit, karena banyak mengalami alergi dan mengalami kelumpuhan otot wajah.
Secara medis itu ada indikasi kena ke saraf," bebernya.
Menurutnya, ada dua skema yang bakal dilakukan untuk pemberian vaksin yaitu pemerintah dan mandiri. Kalau yang BUMN harus mandiri, maka harus hati-hati.
Jangan sampai efek samping lebih besar dari manfaatnya.
Apalagi vaksin ini agak sulit perlakuannya seperti suhunya harus mines 70 derajat, maka kalau di puskemas harus sebentar.
"Pertanyaanya perlu tidak vaksin ini? Kalau Sumsel mengajukan 5 juta sasaran, artinya kalau dikalikan dua butuh 10 juta dosis. Harganya kalau dua dosisi kisaran Rp 2,1 juta, maka kalau dikalikan 5 juta orang artinya nilainya sama dengan APBD Sumsel selama setahun," katanya.