SEDERET FAKTA Peristiwa Ledakan Bom di Jeddah, Prancis hingga Amerika Kompak Sebut Pengecut
Aksi bom itu terjadi saat upacara internasional dalam rangka memperingati akhir Perang Dunia I.
Kota pelabuhan Jeddah di Laut Merah menyaksikan pasukan Ottoman menyerah kepada pasukan lokal yang didukung oleh Inggris pada tahun 1916 di tengah perang.
Hal itu memicu permulaan kerajaan Hijaz yang kemudian menjadi bagian dari Arab Saudi pada tahun 1932.
Permakaman non-Muslim di Jeddah terletak di dekat dermaga kota pelabuhan itu, tersembunyi di balik pepohonan sepanjang jalan raya utama di kota.
Dikutip Tribunnews dari AlJazeera, pihak Arab Saudi melalui kantor berita negara, SPA, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Jumlah Korban
Beberapa orang terluka menurut Associated Press (AP) akibat dari peristiwa tersebut.
Menurut Aljazeera, korban luka baru tercatat sebanyak 4 orang.
Melansir Associated Press (AP), beberapa negara memiliki perwakilan diplomat pada upacara di permakaman non-Muslim menurut pejabat dari Kementerian Luar Negeri Perancis.
Identitas para korban masih belum jelas.
Aksi Susulan
Serangan pada Rabu merupakan aksi susulan setelah 29 Oktober lalu beberapa penjaga di Konsulat Perancis untuk Arab Saudi di kota Jeddah terluka akibat serangan penikaman.
Sampai detik ini, apa motif penyerangannya masih belum jelas.
Perancis Hingga Amerika Kompak Sebut Pengecut
Terkait ledakan itu, kedutaan besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat - yang semuanya terkait dengan upacara peringatan akhir Perang Dunia I - kompak menyebut serangan bom sebagai tindakan pengecut.
"Press rilis Kedutaan Besar Inggris terkait serangan di pemakaman Jeddah hari ini.