Buntut Tudingan Tanpa Bukti Donald Trump di Medsos hingga Buat Twitter dan Facebook Bereaksi
Twitter mengatakan, sebuah tweet Trump yang menuduh ada upaya mencurangi hasil pemilu, berpotensi menyesatkan.
TRIBUNSUMSEL.COM, WASHINGTON — Komentar Presiden Donald Trump di media sosial tentang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), pada Rabu (4/11/2020) dini hari waktu setempat mengundang reaksi Twitter Inc dan Facebook Inc.
Twitter mengatakan, sebuah tweet Trump yang menuduh ada upaya mencurangi hasil pemilu, berpotensi menyesatkan.
"Kami menempatkan peringatan pada Tweet dari @realDonaldTrump yang klaimnya itu berpotensi menyesatkan tentang pemilu," kata Twitter pada Rabu (4/11/2020) dini hari.
Facebook juga menandai unggahan Trump yang mengatakan: "Kami menang besar."
Baca juga: Percaya Diri Tumbangkan Trump, Joe Biden Tulis Ini di Dinding Rumah Masa Kecil, Didoakan Tetangga
Baca juga: 2 Hari Putus Cinta, Gadis 17 tahun Gantung Diri, Tinggalkan Surat : Jangan Tangisi Kepergianku
Baca juga: Istri Hamil Anak Selingkuhan, Suami malah Gelar Pesta Syukuran, Rekaman Adegan Sensitif Dibongkar
Baca juga: Rizieq Shihab Sebut Orang-orang Ini Bantu Kepulangannya : Jangan Ada yang Klaim Pahlawan Kesiangan

Perusahaan media sosial itu mengatakan, "hasil akhir mungkin berbeda dari penghitungan suara awal. Karena penghitungan suara masih akan berlanjut selama berhari-hari atau berminggu-minggu."
Dalam postingan terpisah, Trump mengatakan dia akan membuat pernyataan dan menambahkan, "KEMENANGAN besar!"
Atas postingan Trump itu, Facebook mengatakan "suara masih dihitung. Pemenang Pilpres AS 2020 belum bisa diproyeksikan."
Kicauan dan postingan Trump ini datang segera setelah kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memberikan pernyataan yang mengatakan dia optimis akan menang. (Reuters)
Berikut hasil perhitungan sementara Pilpres Amerika Serikat 2020 Donald Trump vs Joe Biden.
Pemilihan presiden Amerika Serikat digelar Selasa, 3 November 2020.
Kini, sebagian besar negara bagian sudah menutup pemungutan suara dan mulai menghitung hasilnya.
Sementara Donald Trump mengejar dengan 212 electoral votes.
Keadaan sangat mungkin untuk berbalik.
Sebab, beberapa negara bagian seperti Pennsylvania, Georgia, North Carolina, Wisconsin, Nevada dan Michigan belum menutup perhitungan suara.
Sementara itu, 6 negara bagian tersebut didominasi Donald Trump sehingga Donald Trump bisa saja menyikat habis keenam negara bagian tersebut.

Real time perhitungan hasil Pilpres Amerika Serikat 2020 dapat disimak di sini.
Bagaimana cara kerja Electoral College?
Untuk dicatat, ada 538 suara Electoral di Amerika Serikat. Artinya butuh 270 suara untuk memenangkan Pemilu AS 2020.
Secara teknis, orang Amerika memberikan suara untuk pemilih, bukan kandidat itu sendiri.
Warga Amerika datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih orang yang akan duduk dalam Electoral Collage.
Mereka yang duduk di kursi anggota Electoral-lah yang akan memilih presiden dan wakil presiden.
Para pemilih biasanya adalah loyalis partai yang menjanjikan dukungan untuk kandidat agar memperoleh suara terbanyak di negara bagian mereka.
Mereka biasanya petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya.
Setiap pemilih mewakili satu suara di Electoral College.
Kandidat yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian tersebut mendapatkan semua suara electoral-nya.

Kapan suara pemilih harus disertifikasi?
Undang-undang federal mengharuskan para pemilih bertemu di negara bagian masing-masing dan secara resmi mengirimkan suara mereka ke Kongres pada "Senin pertama setelah Rabu kedua di bulan Desember".
Tahun ini, hal tersebut jatuh paada 14 Desember 2020.
Di bawah hukum AS, Kongres umumnya akan mempertimbangkan hasil negara bagian menjadi "konklusif" jika diselesaikan enam hari sebelum para pemilih bertemu.
Tanggal ini, yang dikenal sebagai tenggat waktu "pelabuhan aman", jatuh pada 8 Desember tahun ini.
Suara itu secara resmi dihitung oleh Kongres tiga minggu kemudian dan presiden dilantik pada 20 Januari.
Bagaimana jika seorang kandidat tidak mendapatkan 270 suara?
Salah satu kelemahan dari lembaga Electoral College adalah dapat menghasilkan hasil seri 269-269.
Jika itu terjadi, Dewan Perwakilan Rakyat yang baru terpilih akan memutuskan nasib kepresidenan pada 6 Januari, dengan suara masing-masing negara bagian ditentukan oleh delegasi, seperti yang disyaratkan oleh Amandemen ke-12 Konstitusi AS.
Saat ini, Partai Republik mengontrol 26 delegasi negara bagian, sedangkan Demokrat mengontrol 22.
Michigan memiliki tujuh Demokrat, enam Republik dan satu independen.
Sementara, Pennsylvania terikat antara anggota Demokrat dan Republik.

Akankah sistem berubah?
Para kritikus mengatakan Electoral College gagal menyuarakan keinginan rakyat.
Seruan untuk menghapus sistem meningkat setelah George W Bush memenangkan pemilu 2000 meskipun kehilangan suara populer, dan lagi pada 2016 ketika Trump meraih kemenangan serupa.
Electoral College diamanatkan dalam Konstitusi, jadi menghapusnya akan membutuhkan amandemen konstitusi.
Amandemen tersebut membutuhkan persetujuan dua pertiga dari DPR dan Senat dan ratifikasi oleh negara bagian, atau konvensi konstitusional yang disebut oleh dua pertiga badan legislatif negara bagian.
Partai Republik, yang mendapat manfaat dari Electoral College pada pemilu 2000 dan 2016, tidak mungkin mendukung amandemen semacam itu.
Masing-masing negara bagian memiliki kebebasan untuk mengubah cara pemilih mereka dipilih, dan para ahli telah mengajukan proposal untuk mereformasi sistem tanpa amandemen konstitusi.
Di bawah satu proposal, negara bagian akan membentuk kesepakatan dan setuju untuk memberikan semua suara elektoral mereka kepada calon mana pun yang memenangkan suara rakyat nasional.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Andari Wulan Nugrahani)
Sebagian rtikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Twitter dan Facebook Bersikap Atas Tweet dan Postingan Trump Tentang Pemilu AS