Penanganan Corona
Kisah Jurnalis Penyintas Covid di Palembang: Masih Parno, Sampai Duit pun Dicuci
Saya masih parno (paranoid, Red), iya juga. Sampai duit kembalian sisa belanja pun saya cuci pakai sabun, sangking takut kembali tertular Covid
Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
Apalagi memang tidak ada gejala sama sekali yang dirasakan. Fly merasa dirinya sehat-sehat saja. Tidak batuk, batuk atau lelah seperti gejala awal Covid yang sering diinformasikan.
Beruntung saat swab kali kedua, hasil spesimen Fly menunjukkan negatif. Dirinya pun saat itu tidak harus menjalani isolasi Wisma Atlet Jakabaring melainkan hanya dilakukan mandiri di rumah.
"Saat isolasi mandiri di rumah itu juga berat. Saya terpaksa tidur di ruang tamu karena takut istri juga anak saya tertular," katanya.
Padahal kata Fly, anaknya yang masih balita itu cukup dekat dengannya. ''Bayangkan tidak boleh menggendong anak, tidak boleh cium. Dengan istri juga begitu, tidak boleh dekat-dekatan selama isolasi itu," kata Fly.
Beruntung kata Fly lebih lanjut, hasil swab istri dan anaknya negatif. "Bahagianya bukan main saat diberitahu pemeriksaan kali kedua itu swab saya sudah negatif dan masa isolasi berakhir," kata pria berambut sebahu ini mengingat.
Sebagai penyintas Covid, diakuinya memang masih timbul kekhawatiran. Apalagi hingga saat ini penyakit ini belum ada obatnya.
Namun, pastinya kata Fly, wabah covid ini memang mengingatkan tentang pentingnya kesehatan.
"Saya sekarang makin rajin cuci tangan, apalagi kalau dari luar rumah. Juga rutin pakai masker, termasuk di kantor karena memang kita semua diwajibkan mengenakan masker," katanya.
Aktivitas untuk keluar rumah pun katanya relatif dikurangi, selain ke kantor yang memang sekarang sudah tidak lagi memberlakukan WFH.
"Kalaupun harus ke luar rumah tetap patuhi protokol kesehatan. Bukan karena kita takut terjaring razia tetapi karena kita sadar bahwa menjadi sehat itu kebutuhan," kata Fly menutup perbincangan.