Penanganan Corona
Kisah Jurnalis Penyintas Covid di Palembang: Masih Parno, Sampai Duit pun Dicuci
Saya masih parno (paranoid, Red), iya juga. Sampai duit kembalian sisa belanja pun saya cuci pakai sabun, sangking takut kembali tertular Covid
Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
"Alhamdulillah, persoalan dengan narasumber selesai. Beliau menjelaskan mengatakan bahwa itu hanya candaannya saja. Saya pun memaafkan," kata Rika.
Seraya menjelaskan hubungan kerjanya dengan si narasumber kembali membaik. "Tidak ada lagi istilah awas, ada orang Covid," kata Rika sembari tersenyum mengingat kejadian awal Juni 2020 lalu.
Lebih dari lima bulan menjadi penyintas Covid, kata Rika dirinya sampai saat ini terkadang masih merasakan kekhawatiran terpapar kembali virus corona. Misalnya, hingga saat ini dirinya masih sedikit ragu saat harus berobat ke rumah sakit.
"Mungkin kalau orang pikir saya masih parno (paranoid, Red), iya juga. Sampai duit kembalian sisa belanja pun saya cuci pakai sabun, sangking takut kembali tertular Covid," kata Rika.
Pandemi ini kata Rika lebih lanjut juga membawa perubahan sikap dan laku terutama terkait higiene atau ilmu kesehatan.
"Hal sederhana kalau sebelum Covid ini kita pulang ke rumah belum cuci tangan bisa langsung saja cium anak, sekarang tidak lagi. Cuci tangan dulu kalau perlu mandi, baru main dengan anak," kata Rika mencontohkan.
Sebagai penyintas Covid, Rika tetap optimis bahwa pandemi Covid-19 ini pasti akan berakhir.
"Pesan saya tetap semangat, jangan lengah dan tetap patuhi protokol kesehatan," kata Rika di akhir wawancara.
Sehat itu Kebutuhan
Lain cerita Rika, lain juga cerita Fly. Editor di salah satu portal lokal berjaringan nasional di Sumsel ini sampai saat ini masih bingung darimana dirinya terpapar Covid.
Diwawancara Rabu (28/10/2020) lalu, Fly menuturkan dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada awal Juni 2020 lalu. Sebelumnya di kantor tempatnya bekerja diadakan rapid test massal.
"Saat itu berdasarkan hasil rapid test ada tujuh orang yang reaktif, termasuk saya salah satunya," kata Fly.
Pria berusia 30-an tersebut menuturkan, sebelum menjalani rapid test dirinya memang sudah lebih dulu menerapkan work form home (WFH) lebih kurang dua bulan. Semua pekerjaan mengedit naskah dilakukan jarak jauh dari rumah.
Saat hasil rapid test menunjukkan reaktif, Fly bersama enam rekannya melakukan swab test. Hasil swab test itu memperlihatkan positif
"Karena itu saya sampai sekarang masih bingung darimana saya bisa terpapar. Karena sehari-hari waktu itu saya lebih banyak di rumah, sedangkan di rumah juga cuma ada saya istri dan anak," kata ayah satu orang anak ini.