Petugas Kepung Gerai Spa dan Pijat, Temukan Terapis Tanpa Busana di Siang Bolong, Kamuflase Terkuak
Pegawai khusus akan membukakan pintu tersebut dan akan kembali menguncinya setelah sang pelanggan setia masuk.
Muksin mengatakan, selain memijat, para terapis juga diharuskan melayani oral seks pelanggannya.
"Pengakuannya sih dua minggu. Iya terapisnya baru dua minggu. Bukanya dari siang. Dari jam 10-an. Dia layanannya hand job dan blow job," jelasnya.
Risiko terpapar Covid-19 siap diterima para terapis, demi satu alasan untuk menghidupi anak dan ibunya.
Dalam kondisi tanpa suami, para terapis harus menjadi tulang punggung keluarga.
Mayoritas mereka datang dari Subang, Jawa Barat.
Namun ada juga yang jauh-jauh berasal dari Lampung.
"Alasannya satu sih bro, anaknya butuh makan katanya. Rata-rata berkeluarga mereka. Ditinggalin lakinya, rata-rata janda. Sudah gitu kan ibunya butuh makan juga," ujarnya.
Setelah diperiksa dan dibina di kantor Satpol PP Tangsel, para terapis dipukangkan ke kampung halamannya.
"Pulang ke Subang, pulang ke Lampung, pulang ke Indramayu. Itu manajernya yang bertanggung jawab," ujarnya.
Sedangkan, Eiffel langsung disegel dan segera diajukan pencabutan izin, serta dikenakan denda sesuai Peraturan Wali Kota Tangsel tentang PSBB.
"Penanggung jawab Eiffel didenda Rp 1 juta sesuai peraturan PSBB. Pencabutan izin akan kita layangkan besok ke PTSP, Senin," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Di Balik Penggerebekan Spa plus-plus di Bintaro, 14 Terapis Layani Pelanggan Demi Hidupi Anak