Liputan Khusus
Kawasan Musi II Keramasan: Prime Mover Baru Kota Palembang
Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) saat ini tengah membangun kawasan kantor pemerintahan terpadu baru seluas 40 hektare
* Proyek Perkantoran Terpadu Musi II
* Kantor Gubernur Selesai Tahun Depan
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) saat ini tengah membangun kawasan kantor pemerintahan terpadu baru seluas 40 hektare di kawasan Musi II, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang. Khusus kantor Gubernur Sumsel ditargetkan selesai tahun depan.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan kantor Gubernur Sumsel yang berlokasi di Jl Kapten A Rivai merupakan kantor urusan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Namun pertimbangan usia bangunan yang sudah cukup tua, maka akan lebih baik bila kantor tersebut dipindahkan. "Kantor tersebut menjadi sebagai satu-satunya aset yang masih bertahan sebagai pelayanan pemerintahan. Tetapi, saya khawatir kalau tidak kita jaga, tetap digunakan sebagai tempat pelayanan yang aktif, takut terjadi apa-apa karena usianya sudah lebih dari 50 tahun," kata Herman.
Dia pun menetapkan bangunan kantor tersebut sebagai bangunan warisan budaya (heritage) yang ditetapkan dan tidak boleh diubah bentuknya karena usia bangunan telah lebih dari 50 tahun. Menurut dia, dengan dibangunnya perkantoran baru terpadu di wilayah baru akan membuat kawasan tersebut semakin berkembang dan berdampak positif bagi daerah di sekitarnya. "Pasti ada keseimbangan Ilir dan Ulu Palembang karena daerah tersebut masuk kelurahan Keramasan," ujarnya.

Prime Mover
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Sumsel, Basyaruddin Akhmad mengatakan, pembangunan kawasan perkantoran baru tersebut bertujuan agar terjadinya percepatan keseimbangan pembangunan antara wilayah Seberang Ulu dengan di Seberang Ilir. "Kawasan tersebut diharapkan menjadi prime mover (penggerak utama) daerah Seberang Ulu di samping kawasan Jakabaring yang merupakan center of gravity. Ini jadi pemicu dan pemacu wilayah seberang ulu. Apalagi, sudah ada perumahan Citraland, terminal terpadu Karya Jaya, dan pintu tol," kata Basyar, Jumat (23/10).
Basyar menjelaskan, dalam membangun kawasan tersebut pihaknya tetap memperhatikan aspek lingkungan sehingga dampak lingkungan dapat diminimalkan. Adapun konsep besar pembangunan dengan pembagian 70 persen tanah untuk bangunan dan 30 persen sisanya untuk ruang terbuka hijau.
Tak hanya itu, untuk mendukung kawasan tersebut menjadi daerah hijau juga akan dibuatkan danau dengan luas 9-10 hektare yang dihubungkan dengan kanal-kanal. "Jadi, area ini menjadi green area untuk area terpadu. Ada untuk resapan air, untuk menampung air karena bangunan ini di daerah rawa. Kantor terhubung dengan kanal atau jalan," jelas Basyar.
Menurut dia, pembangunan wilayah tersebut juga akan jadi percontohan pengembangan wilayah di daerah lain di Sumsel.
Saat ini proses pembangunan telah berjalan di fase awal yaitu pada pekerjaan penimbunan tanah (land consolidation).
Rencananya, kawasan tersebut akan bisa diaktifkan atau digunakan pada 2023, sebab pembangunan akan dilakukan bertahap mulai dari pembangunan kantor gubernur Sumsel pada 2021, lalu kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sumsel pada tahun 2022 dan proses penyelesaian pada tahun 2023.
Dana pembangunan kawasan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi Sumsel.
"Semua lahan sudah bebas, informasi dari BPKAD sudah hak pakai. Proyek ditargetkan selesai di 2023 sesuai dengan selesainya pemerintahan periode Herman Deru," terang dia.