Berita Kriminal

Dihampiri Pria yang Ngaku Polisi dan Dituduh Bawa Narkoba, Pria di Palembang Kehilangan Rp 2,8 Juta

Dia langsung menuduh saya membawa narkoba dan menggeledah barang sama tas selempang saya di dalam tas dan ada uang R

Penulis: Pahmi Ramadan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/PAHMI RAMADAN
Khairul korban pencurian membuat laporan di SPKT Polrestabes Palembang, Senin (26/10/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seorang pria di Palembang bernama Khairul Amal (58), warga Sekip Ujung Jalan Rudus 2 Palembang, harus kehilangan uang Rp 2,8 juta lantaran dibawa kabur seorang lelaki yang mengaku sebagai oknum polisi.

Khairul pun melapor ke Mapolrestabes Palembang, Senin (26/10/2020).

Kepada polisi Khairul mengatakan kejadiannya Minggu (25/10/2020), pukul 07.00 WIB.

Saat itu, ia hendak memperbaiki sepeda motor Yamaha Mio Sporty miliknya ke bengkel di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB).

"Pada saat kejadian pelaku menyetop saya saat di TKP, kemudian pelaku bertanya kenapa saya tidak memakai masker dan helm," ujar Khairul Senin (26/10/2020).

Pelaku mengaku dari anggota polisi.

"Pelaku ini ngaku polisi, kemudian dia langsung menuduh saya membawa narkoba dan menggeledah barang sama tas selempang saya di dalam tas dan ada uang Rp 2,8 juta, langsung dirampasnya dan dibawanya kabur," katanya.

Baca Juga: Pria Gondrong di Palembang Mirip Katim Hergon Curi 2 Ponsel, Ditangkap Saat Asyik Main Judi Online

Korban kemudian mencoba mengejar pelaku.

"Saya mencoba mengejar pelaku dan meminta tolong, namun karena pekaku tancap gas saya tidak bisa mengejar lagi," bebernya.

Dengan wajah sedih korban bercerita kalau uang tersebut ia kumpulkan selama beberapa tahun dari hasil ngojek.

"Uang itu saya kumpulkan dari hasil ngojek selama beberapa tahun, dan sekarang uang itu hilang diambil orang tidak dikenal. Dan saya benar-benar pelaku tertangkap dan dapat bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya," tutupnya.

Kasubag Humas Polrestabes Palembang, AKP Irene, membenarkan adanya laporan tentang pencurian yang diamali korban.

"Laporan sudah diterima oleh unit piket SPKT kita, selanjutnya laporan polisi ini akan ditindaklanjuti oleh Unit Reskrim Polrestabes Palembang," tutupnya.

Serang Ketek Ditangkap di BKB

Aksi penodogan di Benteng Kuto Besak juga terjadi beberapa waktu lalu. Pelakunya, Mursal (42) warga Jalan Faqih Usman Kelurahan 1 Ulu Laut Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang kini sudah merasakan sakitnya timah panas yang bersarang di betis kanannya.

Setelah delapan bulan buron, pelaku penodongan terhadap penumpang speedboat itu terpaksa diberi tindakan tegas namun terukur lantaran melawan saat akan ditangkap.

Ia ditangkap anggota Unit I Subdit III Jatanras Polda Sumsel pimpinan Kanit I Kompol Antoni Adhi di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB).

"Saya tadi ditangkap waktu lagi nunggu penumpang speedboat. Memang saya kerjanya bawa speedboat dan biasa mangkal di BKB," ujarnya dengan suara meringis kesakitan menahan luka tembak yang dialaminya, Jumat (23/10/2020).

Diketahui, Mursal merupakan salah satu pelaku penodongan terhadap Riki Putra Ananda (21) warga Desa Sri Agung Kecamatan Karang Agung Ilir Kabupaten Banyuasin, Sabtu (22/2/2020) lalu.

Di hadapan petugas, ia mengaku diajak oleh tiga temannya yang lain untuk melakukan tindak kejahatan tersebut.

"Saya hanya ikut mengawasi situasi. Rian, Dede dan Saribi (DPO) yang bagian eksekusi," ujarnya.

Dari pengakuannya, Mursal mengaku mendapat uang sebesar Rp. 100 ribu setelah menodong korban.

Dia juga sempat lari berenang ke sungai lantaran ketakutan saat digerebek petugas beberapa waktu lalu.

"Saya ketakutan waktu digrebek itu, jadi lari dan terjun ke sungai. Saat itu berhasil lolos (dari penangkapan) dan selama kabur saya tinggal di rumah orang tua saya di Keramasan Kertapati," ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit III Kompol Suryadi mengatakan Mursal merupakan satu empat tersangka yang ikut dalam aksi penodongan seorang pemuda yang hendak mengambil paket di speeboat Karang Agung beberapa waktu lalu.

Dua diantaranya yakni Rian dan Dede, sudah berhasil ditangkap sebelumnya.

Menyusul kemudian Mursal dan kini masih ada satu orang lagi yang masih diburu keberadaannya.

"Untuk yang masih buron, kami imbau agar segera menyerahkan diri. Karena cepat atau lambat, pasti akan kami tangkap," tegasnya.

Order Sepi Jadi Penodong

Pada Juni 2020 lalu, Candra Eko Saputra (26), pelaku yang sering melakukan aksi penodongan di atas Jembatan Ampera akhirnya berhasil ditangkap Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Palembang, Jumat (5/6/2020) pukul 20.00 WIB.

Candra ditangkap lantaran terlibat aksi penodongan bersama dengan temannya SH yang saat ini masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Nuryono melalui Katim Resmob, Aipda Agus Akbar mengatakan pada saat kejadian, korban melintasi TKP kemudian melihat pelaku Candra dan SH (DPO) sedang duduk-duduk.

Tiba-tiba pelaku Chandra langsung memeluk korban dan berteriak kepada temannya SH yang memegang pisau sambil mengatakan tujah korban.

Saat itu pelaku SH langsung mengambil handphone di saku celana korban, kemudian handphone tersebut langsung diberikan kepada pelaku Chandra yang terlebih dahulu menaiki bentor.

Kemudian pelaku SH langsung menuju bentor yang dinaiki Candra.

Tidak terima handphone nya diambil kedua pelaku saat itu korban langsung mengejar bentor tersebut, karena lokasi pada saat kejadian macet kemudian kedua pelaku memutuskan untuk turun dari bentor tersebut kemudian melarikan diri.

Diketahui handphone tersebut berhasil diambil korban lantaran ditinggalkan kedua pelaku di dalam bentor.

Atas kajadian tersebut korban membuat laporan ke Polrestabes Palembang.

Mendapatkan laporan tersebut Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Palembang langsung melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap kedua pelaku.

"Saat kita mendapatkan informasi kalau pelaku Candra sering berkeliaran di atas Jembatan Ampera, kemudian kita langsung melakukan pengejaran dan berhasil mengankan Candra di bawah Jembatan Ampera," kata Agus, Sabtu (6/6/2020).

Saat ini pelaku Candra masih dalam pemeriksaan guna penyelidikan lebih lanjut.

Sementara itu Candra saat ditemui mengatakan, kalau ia menodong lantaran tidak ada pemasukan dan berasalan karena sedang corona.

"Saya biasanya bekerja sebagai tukang jahit, namun karena sekarang lagi corona tidak ada pemasukan, maka dari itu saya nekat melakukan penodongan," dalihnya.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved