Demo di Sumsel Tolak UU Omnibus Law
Demo Tolak UU Omnibus Law di Depan DPRD Sumsel, Pendemo Tutup Jalan POM IX
Jalan POM IX, yang dipenuhi mahasiswa secara otomatis tertutup. Karena banyak mahasiswa yang memenuhi Jalan POM IX, membuat jalan POM IX tertutup.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mahasiswa yang menggelar aksi di simpang Lima DPRD Sumsel, bergeser di depan gedung DPRD Sumsel.
Mahasiswa yang menggelar aksi tak terbendung lagi, sampai Jalan POM IX dipenuhi para pendemo.
Jalan POM IX, yang dipenuhi mahasiswa secara otomatis tertutup. Karena banyak mahasiswa yang memenuhi Jalan POM IX, membuat jalan POM IX tertutup.
Hingga saat ini, mahasiswa masih terus menggelar aksi menolak UU Omnibus Law. Pendemo meminta bila UU Omnibus Law tidak memihak rakyat Indonesia.
Pemerintah secara tidak langsung telah menzolimi rakyat Indonesia dengan UU Omnibus Law.
Dari itulah, mahasiswa meminta UU Omnibus Law dihapuskan.
Demo ke DPRD Sumsel
Aksi menolak pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja terus bergemuruh di berbagai wilayah Indonesia tak terkecuali Sumatera Selatan (Sumsel).
Hari ini, Rabu (7/10/2020) ribuan warga yang mayoritas merupakan mahasiswa dari berbagai wilayah Sumsel turun ke jalan dan menggelar demo di seputaran simpang lima gedung DPRD Kota Palembang.
Yel-yel penolakan atas disahkannya Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-Undang secara lantang terus dilontarkan oleh para demonstran.
• Antisipasi Demo Tolak UU Omnibus Law Cipta Karya Ricuh, Mal Palembang Icon Tutup Pintu Lobi Utama
• 9 Pelajar Diamankan ke Mapolrestabes Palembang, Ada Bom Molotov dan Pesan Ajakan Demo di Ponsel
Koordinasi Media dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sumsel, Janes mengatakan, aksi ini adalah bentuk dukungan untuk aksi lebih besar yang akan digelar mahasiswa di Jakarta besok.
"Hari ini kami menggelar aksi mimbar bebas. Bukti nyata penolakan masyarakat yang kami wakilkan suaranya dalam menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang sedari awal sudah sangat cacat. Baik cacat hukum, cacat kejujuran dan cacat hati nurani bagi masyarakat,"ujarnya.
Janes tidak bisa memastikan jumlah mahasiswa yang ikut berpartisipasi pada demo ini.
"Tapi dipastikan ada ribuan massa yang siap turun ke jalan untuk aksi ini," ujarnya.
Terkait adanya belasan pemuda yang diamankan aparat kepolisian karena diduga penyusup dalam demo, Janes menegaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menyuarakan kekerasan.
Ia juga menyayangkan adanya pihak-pihak provokasi yang dapat merusak inti dari aksi turun ke jalan untuk menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
"Tujuan utama kami adalah menyuarakan aspirasi rakyat, bukan untuk mencari keributan. Banyak rakyat yang tersiksa, disusahkan oleh adanya Omnibus Law Cipta Kerja. Jangan sampai ada yang memprovokasi dan memperburuk situasi," ujarnya.