Tak hanya Yogyakarta, Pia juga jadi Oleh-oleh di Palembang, Tersedia 4 Varian Rasa
Satu tahun terakhir, Kota Palembang mulai terkenal dengan penganan yang bernama Pia Sriwijaya.
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Weni Wahyuny
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Palembang dikenal dengan kuliner khasnya salah satu yang paling terkenal adalah pempek, panganan yang terbuat dari bahan dasar ikan ini menjadi hal yang wajib bagi para pelancong untuk dijadikan buah tangan.
Ternyata saat ini tak hanya pempek saja yang jadi kuliner khas, ada juga Pia Sriwijaya yang juga cocok dan mulai populer saat ini serta sangat pas untuk dijadikan buah tangan.
Satu tahun terakhir, Kota Palembang mulai terkenal dengan penganan yang bernama Pia Sriwijaya.
Pia Sriwijaya dihargai Rp50 ribu per kotak, kini mulai populer menjadi buah tangan dari Kota Palembang.
"Pia Sriwijaya ini berisi 8 bungkus pia dengan empat varian rasa yakni mulai dari rasa coklat, keju, kacang hijau dan kacang merah," ujar salah satu pendiri Pia Sriwijaya Bobby Aryadi.
Bobby Aryadi mulai merintis usahanya ini sejak 2014 lalu.
"Bermula dari istri saya, Asti yang gemar memasak pia dengan resep warisan orangtua. Saya pun terinspirasi menjadikannya sebagai kuliner makanan khas Palembang. Berbekal keyakinan dalam memasarkan, Pia Sriwjaya ternyata mendapat respon yang baik dari warga Palembang dan sekitarnya," jelasnya.
"Alhamdulillah sekarang Pia Sriwijaya ini sudah mulai populer dan dikenal hingga ke luar pulau Sumatera," kataya saat diwawancarai, Jumat (11/9/2020).
Pia Sriwijaya ini berbahan dasar tepung, mentega, dan beberapa bahan dasar lain yang dimana dimasaka melalui proses pengadukan, membentuk pia, kemudian diisi dengan beberapa varian seperti rasa coklat, keju, kacang hijau atau kacang merah.
Proses selanjutnya pia dimasukkan ke dalam oven, setelah itu keluarkan dari oven didinginkan selanjutnya dipacking.
Dengan proses yang bersih.
Pia Sriwijaya ini memiliki rasa yang gurih dan lumer dengan varian rasa di dalamnya.
"Resep pia kami ini turun temurun dari orangtua, pia ini adalah makanan orangtua dulu, kami coba mengembangkan pia ini agar tidak tergerus oleh zaman," katanya.
Pada saat itu, orang hanya mengenal pia dengan isi kacang hijau, namun saat ini dia memberikan inovasi dengan membuat pia yang lebih modern dengan varian rasa umum yang disukai oleh semua kalangan.
"Varian coklat menjadi favorit semua kalangan, yang merupakan buatan dari rumah sendiri, dibuat dari bahan-bahan berkualitas tidak memakai bahan pengawet," ujarnya.
Tidak ada campuran bahan pengawet, sehingga membuat Pia Sriwijaya hanya dapat bertahan sekitar 7-11 hari saja.
"Kacang hijau dan kacang merah bisa tahan 7 hari tapi kalau coklat dan keju bisa 11 hari," katanya.
Pia Sriwijaya memiliki keunikan tersendiri dari pia daerah lain, Pia Sriwijaya memiliki lapisan kue yang lebih banyak dan lebih garing serta varian rasa juga sesuai dengan selera yang disukai pada umumnya.
Nama Sriwijaya dan ikon Jembatan Ampera juga menjadi ciri khas bahwa pia ini berasal dari Kota Palembang.
"Dengan nama Sriwijaya maka orang sudah tahu bahwa ini pia ini pasti dari Palembang," ujarnya.
Dalam sehari, diakuinya dengan beberapa karyawan yang berasal dari warga sekitar rumahnya ini dapat memproduksi 200 kotak per hari.
Penjualan sendiri melalui media sosial dan reseller hingga keluar kota bahkan kota-kota besar di Sumatera dan Jawa.
Berawal dengan modal satu oven dan uang Rp 5 juta saat ini dia dapat meraup keuntungan hingga belasan juta rupiah.
Pemesanan dapat dilakukan melalui instagram @piasriwijaya, dia juga sedang membuka kesempatan bagi yang ingin menjadi reseller dan distributor. (Elm)