Jenderal Andika Diingatkan, Kisah Eks Kopassus TNI AD Daeng Koro yang Jadi Teroris Setelah Dipecat
Berikut ini biodata dan Profil Sabar Subagio alias Daeng Koro, bekas anggota Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha), pasukan elite TNI AD yang kini
Pada tahun 1991, Sabar melakukan pelanggaran berat, yaitu tertangkap basah melakukan perbuatan zina atau asusila.
Dia kemudian menjalani hukuman kurungan di rumah tahanan militer selama tujuh bulan.
Pada tahun 1992, atas kasus yang sama, kesatuan memecatnya.
Pangkat terakhirnya adalah kopral dua.

Terlibat aksi teror
Saat keluar dari militer itulah Sabar mulai mengenal kelompok radikal dan terlibat aktif di dalamnya.
Berdasarkan catatan kepolisian, aksi pertama Sabar dilakukan pada tahun 2000 di Poso.
Sabar punya andil dalam kerusuhan Poso dan bergabung dengan Laskar Jihad asal Jawa di Pandajaya.
Rekan-rekannya mengangkat Sabar menjadi Panglima Laskar Jihad.
Tahun 2003, Sabar pindah ke Kalimantan.
Dia memperlebar sayapnya dengan bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia pimpinan Haji Nurdin.
Dari situ, Sabar turut terlibat dalam kerusuhan di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk penembakan polisi dan warga sipil.
Dalam periode 2004 hingga 2006, Sabar juga pernah mengadakan latihan militer bagi para anggotanya di wilayah pegunungan di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Keahliannya itu didapat ketika ia sempat bergabung ke kelompok bersenjata di Filipina.
Sabar mulai bergabung ke kelompok Santoso pada 2012.
Keduanya mendirikan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), saudara Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pimpinan Abubakar Ba'asyir yang telah berdiri sebelumnya.
Sejak saat itu, keduanya memulai serangkaian aksi teror di Poso dan daerah lainnya.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Idham Azis saat itu mengatakan, sejak mendirikan MIT, Sabar adalah pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib asyakari atau kelompok bersenjata yang dilaksanakan di sejumlah wilayah di Sulawesi.
"Dia memulai pengadaan senjata yang saat ini menjadi senjata inventaris MIT. Yang bersangkutan juga mendatangkan bahan peledak, termasuk serbuk meriam dari Ambon ke Poso," ujar Idham.
Kedua, Sabar diduga sebagai dalang dalam pembunuhan dua personel polisi, Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman, di Pegunungan Tamanjeka, Poso.