Berita OKUS

Mengenal Cara 'Ngabung' atau Menyadap Air Aren Alami, Usaha Sampingan Desa Serumpun Jaya OKU Selatan

Setelah selesai mengumpulkan hasil sadapan air aren, hasil ngabung petani akan memasak dengan kuali.

Editor: Weni Wahyuny
SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH
Ngabung : Warga Desa Serumpun Jaya sedang menyadap aren (Ngabung) untuk pembuatan gula merah, Rabu (26/8/2020). 

Laporan Wartawan Sripoku.com Alan Nopriansyah

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA -- Ngabung atau menyadap air aren sudah menjadi usaha sehari-hari lebih dari setengah warga yang tinggal di Desa Serumpun Jaya, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT) , Kabupaten OKU Selatan , Sumatera Selatan.

Dari usaha hasil ngabung tersebut, air aren dimasak warga secara manual menggunakan kayu bakar agar menjadi gula merah, alhasil dari usaha itu setiap petani memiliki penghasilan Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per harinya.

Setiap harinya, para petani sebanyak dua kali mengambil air hasil sadapan dengan menggunakan wadah bambu seukuran paha orang dewasa yakni dilakukan saat pagi hari dan sore hari.

Setelah selesai mengumpulkan hasil sadapan air aren, hasil ngabung petani akan memasak dengan kuali.

BESOK Program Bantuan Subisidi Upah (BSU) Rp600 Ribu per Bulan untuk Karyawan Diluncurkan Jokowi

Pertamina Rugi Rp 11,327 Triliun, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jadi Trending Topic di Twitter

Waktu yang dibutuhkan untuk memasak dan membekukan aren menjadj gula kisaran 6-7 jam.

Hasil normal yang didapat pada umumnya dari dua pohon aren yang disadap dapat menghasilkan 3-4 turus gula merah yang dijual dipasaran Rp10 ribu setiap turusnya.

"Penyadapannya dilakukan pagi hari dan sore hari,  biasanya dari hasil usaha ngabung ini menghasilkan 3-4 turus gula aren setiap harinya," ujar Sobrin Warga Desa Serumpun Jaya Kecamatan BPRRT, Rabu (26/8/2020).

Warga 7 Ulu Palembang Jadi Korban Tabrak Lari, Terkapar di Jalan, Kepala Keluarkan Darah

Terpisah, Selain mengandalkan hasil tahunan Kopi, Kepala Desa Serumpun Jaya Muslimin mengatakan usaha menyadap gula aren yang kerap disebut warga dengan istilah ngabung sudah menjadi usaha sampingan penduduk setempat sebagai penghasilan sehari-hari.

"Karena hasil kopi kurang memuaskan, hampir seluruh warga menyadap gula aren atau disebut ngabung sebagai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkap Kades Muslimin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved