Jatuh Hati pada DME, Primadona Energi Bagi Masyarakat

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengembangkan gasifikasi batubara atau dimethyl ether (DME) sebagai pengganti Liquified

Tribunsumsel
Supomo yang mendapat bagian dalam uji terap DME ini mendapatkan paket kompor beserta tabung gas mengakui saat mencoba hasil dari pembakaran sempurna 

Untuk harga DME hampir dipastikan akan lebih murah dari elpiji, selain masyarakat targetnya juga untuk memenuhi kebutuhan industri seperti pupuk dan lain-lain.

"Kalau lebih mahal tidak mungkin, masyarakat pasti beli yang lebih murah, wacana ini berkembang karena harga dari proses batu bara ke gas lebih murah," katanya.

Selain pertimbangan ekonomis, hilirisasi juga dilakukan untuk mengatasi impor dan meminimalisir penggunaan bahan bakar lainnya terutama untuk kebutuhan rumah tangga.

"Kebutuhan masyarakat terpenuhi di bidang energi, tidak ada lagi kelangkaan elpiji dan BBM, DME ini termasuk energi baru, secara harfiah bahannya sudah ada tapi bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang baru," terangnya.

Sekarang ini DME difokuskan menjadi subtitusi elpiji 3 kilogram.

Sedangkan untuk kebutuhan DME ini sekitar 5,2 juta ton yang akan menghasilkan 2,5 juta ton DME yang siap disuplai ke masyarakat.

Hadirnya DME ini menambah kebutuhan energi bagi masyarakat. Seperti diketahui masyarakat perkotaan sudah memakai jaringan gas rumah tangga.

"Untuk di kota memakai jaringan gas, nah untuk UMKM tidak mungkin memakai jargas sehingga DME sangat dibutuhkan. Kemudian masyarakat di perdesaan akan terbantu, tidak memakai solar lagi, jadi tidak akan bersinggungan dengan jaringan gas," terangnya.

Pemprov Sumsel mendukung langkah pemerintah dalam mengembangkan DME, selain itu diharapkan DME bisa didistribusikan ke kabupaten di Sumsel.

"Direncanakan 2022 diproduksi dan didistribusikan ke masyarakat. DME termasuk green energi," terangnya.

Energi Untuk Indonesia

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie menyatakan, sampai saat ini PTBA terus berkomitmen mengembangkan DME dalam bagian upaya hilirisasi batu bara.

"Indonesia adalah negara yang memiliki batu bara berlimpah dan menjadi salah satu eksportir terbesar di kawasan Asia," katanya.

Jika mengacu pada data Kementerian ESDM, cadangan batu bara Republik Indonesia per Desember 2019 mencapai 37,6 miliar ton.

"Mayoritas batu bara yang ditemukan di dalam negeri merupakan batu bara dengan nilai kalori rendah (< 4200 kcal/kg GAR) dan kalori sedang (< 6000 kcal/kg GAR)," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved