Berita Palembang

Seorang Istri di Palembang Dihajar Suami Gegara Bertanya 'Mengapa Hari Ini Bawa Uang cuma Rp50 Ribu'

Korban bersama dengan anaknya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang untuk membuat laporan polisi.

Penulis: Pahmi Ramadan | Editor: Weni Wahyuny
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seorang istri dianiaya suami di Palembang.

SA (23), ibu rumah tangga alami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) lantaran bertanya kepada suaminya mengapa hari ini cuma membawa uang penghasilan kerja  Rp50ribu,

Akibatnya, korban mengalami luka kening bengkak, pergelangan tangan kanan memar, dan hidungnya mengalami sakit.

Kejadian tersebut terjadi di kontrakan korban, di Lorong Tirta Mulya, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami Palembang, Jumat (14/8/2020) pukul 18.00 WIB.

INFO Pemadaman Listrik di Muratara, Lubuklinggau dan Musi Rawas, Mulai Hari Ini hingga 31 Agustus

SA korban KDRT membuat laporan polisi di SPKT Polrestabes Palembang, Selasa (25/8/2020).
SA korban KDRT membuat laporan polisi di SPKT Polrestabes Palembang, Selasa (25/8/2020). (TRIBUNSUMSEL.COM/PAHMI RAMADAN)

"Saat itu saya menjemput suami saya pulang bekerja bersama dengan anak saya menggunakan motor, kemudian di tengah perjalanan saya bertanya berapa hari ini mendapatkan penghasilan lalu suami saya mengatakan cuma mendapatkan Rp50 ribu," ujarnya Selasa (25/8/2020).

Korban kaget lantaran suaminya marah.

"Suami saya marah dan langsung menyikut muka saya sehingga kacamata saya pecah. Tidak sampai disitu, sesampainya di kontrakan suami saya kembali menganiaya saya dengan tangan kosong di bagian kepala, muka, hidung kemudian menendang perut saya, mencekik dan membenturkan kepala saya ke tembok," katanya.

Bantuan Subsidi Upah (BSU) Rp600 Ribu untuk Karyawan Batal Cair Hari Ini, Menaker : Kami Butuh Waktu

Korban telah berumah tangga bersama suaminya selama lima tahun.

"Biasanya dia membawa uang Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari karena dia bekerja sebagai karyawan swasta. Saya tidak tahan lagi selama ini saya sering dianiaya, saya bertahan lantaran memikirkan anak saya yang masih kecil, dia pernah menganiaya saya hingga jari saya hampir patah," ungkapnya.

Korban bersama dengan anaknya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang untuk membuat laporan polisi.

"Semoga laporan saya segera diproses dan dia dapat bertanggungjawab," tutupnya.

Laporan tersebut dibenarkan oleh Kasubag Humas Polrestabes Palembang Iptu Marwan.

"Laporan sudah diterima anggota piket SPKT Polrestabes Palembang, selanjutnya laporan korban diserahkan ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Palembang untuk ditindak lanjuti," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved