Penanaman Modal Asing Masih Mendominasi Investasi di Sumsel, Target Tahun Ini Diturunkan
Penurunan target investasi ini dikarenakan beberapa hal seperti karena adanya pandemi Covid-19, lalu Kabupaten/Kota yang menyatakan targetnya
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI menurunkan target realisasi investasi di Sumatera Selatan (Sumsel) tahun ini.
Semula investasi di Sumsel dipatok Rp 26,5 Triliun, sekarang diturunkan menjadi Rp 24,6 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel Megaria mengatakan, pada hari ini (19 Agustus 2020) BKPM RI mengumumkan adanya penurunan besaran investasi di Sumsel.
"Kita baru mendapatkan informasi dari BKPM RI bahwa target investasi di Sumsel diturunkan. Semula Rp 26,5 triliun kini menjadi Rp 24,6 triliun," kata Megaria saat acara meningkatkan realisasi investasi Sumsel dengan Peran Aktif DPMPTSP Kabupaten/Kota dan Investor dalam Penyampaian LKPM Online di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Rabu (19/8/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, penurunan target investasi ini dikarenakan beberapa hal seperti karena adanya pandemi Covid-19, lalu Kabupaten/Kota yang menyatakan targetnya terlalu tinggi dan lain-lain.
"Saat pandemi ini memang cukup berdampak kepada semua sektor. Meski begitu, kami tetap optimis untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan," ungkapnya.
Sampai saat ini berbagai upaya sudah dilakukan oleh DPMPTSP Sumsel untuk menggenjot realisasi investasi di Sumsel.
• Suami Istri Pengedar Narkoba Ditangkap di Pintu Tol Indralaya, Barang Bukti 100 Gram Sabu
Apalagi capaian hasil investasi di semester I 2020 tercatat cukup baik.
Hingga semester I ini sudah membukukan capaian investasi sebesar Rp 11,8 Triliun.
Artinya sudah lebih dari 45 persen dari target yang ditetapkan BKPM RI.
"Catatan di semester I membukukan hasil yang positif. Sekarang untuk semester II kita akan semakin mengejar target. Kita juga gencar memberitakan sosialisasi kepada Kabupaten/Kota," katanya.
Berdasarkan dari hasil catatan, pendataan semester pertama pada triwukan ke I, nilai investasi ini masih didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai Rp 3,35 triliun.
Sedangkan, Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yakni Rp 2,35 triliun.
Kemudian, untuk data triwulan ke II, nilai investasi masih didominasi PMA dengan nilai Rp 4 triliun. Sedangkan, PMDN yakni hanya Rp 2,06 triliun.
• Orangtua Aditya Perpatih Tak Tahu Foto Anaknya Ada di Uang Rp75 Ribu, Ternyata Difoto Tahun Lalu
"Untuk sektornya paling banyak tersier seperti hotel, restoran, air dan listrik dan lain sebagainya. Kedua, sektor primer seperti pertambangan, pertanahan dan lain sebagainya," ujarnya.
Untuk besaran PMA yang paling tinggi yakni di Kabupaten Muara Enim dengan besaran Rp 3,5 triliun. Mengingat, di wilayah tersebut banyak sektor pertambangan sehingga investasi pun besar.
Kemudian disusul Musirawas dan Musi Banyuasin (Muba). Kemudian, untuk PMDN yakni Ogan Komering Ilir (OKI) dengan besaran mencapai Rp 995 miliar, kemudian disusul Palembang dan Ogan Ilir.
Untuk triwulan ke III, peluang investasi yakni masih pada pertambangan, pembangkit listrik hingga jalan tol.
Pada prinsipnya pihaknya bakal menawarkan peluang baru ini untuk mengejar realisasi hingga akhir tahun.
"Kita juga terus mensosialisasikan upaya peningkatan realisasi investasi di Sumsel. Kita juga memberikan arahan agar dalam penyampaian LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) online dilakukan dengan benar dan tepat," jelasnya.
Megaria juga menyampaikan sampai saat ini masih banyak kendala di daerah terkait penyampaian investasi. Seperti di sejumlah daerah di Sumsel, dimana masih terdapat kendala perizinan yang terkait dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan lainnya.