Berita Palembang

Daftar 6 Bahasa Daerah yang Ada di Sumsel, Balai Bahasa Gelar Festival Program Revitalisasi

Kenalkan 6 Bahasa Daerah yang Ada di Sumsel, Balai Bahasa Gelar Festival, Bagian Revitalisasi Bahasa Daerah

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Linda Trisnawati
FTBI 2025 - Foto bersama saat pembuktian Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 di Hotel The Zuri Palembang 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 di Hotel The Zuri Palembang.  

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), yang menjadi amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Sebanyak 100 peserta dan 18 pendamping dari sembilan kabupaten/kota di Sumsel ikut ambil bagian dalam festival ini. Daerah tersebut antara lain Palembang, OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Muara Enim, PALI, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Empat Lawang.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Desi Ari Pressanti, S.S., M.Hum., mengatakan FTBI menjadi salah satu cara menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah.

"Harapannya, nanti kabupaten dan kota bisa menyelenggarakan FTBI secara mandiri. Balai Bahasa tetap akan mendampingi agar upaya pelestarian bahasa daerah terus berjalan,” kata Desi dibincangi Tribunsumsel.com, Rabu (12/11/2025).

Desi menjelaskan, Sumsel sendiri memiliki enam bahasa daerah, yaitu Bahasa Komering, Melayu Palembang, Lematang, Pedamaran, Kayuagung, dan Ogan.

Selain melalui festival, Balai Bahasa juga menjaga eksistensi bahasa daerah dengan menyusun kamus Melayu Palembang, menggelar dialog kebahasaan dan lain-lain. 

Baca juga: Agar Tak Punah, Balai Bahasa Sumsel Revitalisasi Bahasa Daerah Melayu Dalam Dialek PALI

Baca juga: Rencana Pembentukan BIPA Sumsel, Rektor UBD Sambut Kunjungan Balai Bahasa

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Dr. Dora Amalia, M.Hum., menyebut anak-anak menjadi fokus utama revitalisasi bahasa daerah karena mereka adalah pewaris bahasa daerah di masa depan.

"Kalau anak menguasai bahasa daerah, mereka tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga terbukti lebih mudah mempelajari bahasa lain,” kata Dora.

Menurut Dora, yang penting, jangan malu menggunakan bahasa daerah. Itu bagian dari jati diri bangsa. Sikap bahasa harus ditumbuhkan, menguasai bahasa apapun jangan malu. Maka sikap bahasa itu yang harus ditanamkan pada anak. 

Dalam kegiatan FTBI 2025 ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Badan Bahasa dan Pemerintah Provinsi Sumsel, serta perjanjian kerja sama (PKS) antara Badan Bahasa dan Universitas PGRI Palembang

Sejumlah penghargaan turut diberikan kepada pemerintah daerah dan lembaga yang berperan aktif dalam pelestarian bahasa daerah.

Piagam bertajuk “Punggawe Bahasa”, gelar kehormatan bagi pemerhati bahasa dan sastra, diserahkan kepada kabupaten/kota seperti Palembang, OKU Timur,  OKU Selatan, OKU, Muara Enim, PALI, Empat Lawang, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara. 

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper serta PGRI Kabupaten Musi Rawas Utara. 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel Fitriana, yang mewakili Gubernur Sumsel Herman Deru.
 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved