Berita Pendidikan
Dewan Pendidikan Sumsel Ingatkan Peran Orangtua dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Ketua Dewan Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) Zulkifli Dahlan mengatakan apabila PJJ dipermanenkan para orangtua harus mendukung penuh proses
Penulis: Melisa Wulandari |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berencana akan permanenkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ketua Dewan Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) Zulkifli Dahlan mengatakan apabila PJJ dipermanenkan para orangtua harus mendukung penuh proses pendidikan jarak jauh ini.
"Jangan hanya dilimpahkan kepada guru, karena pertemuan dengan guru walaupun tatap muka kan hanya sebentar jadi proses pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak itu sebetulnya ada di lingkungan keluarga atau pun lingkungan sekitar," jelasnya, Rabu (15/7/2020).
Orangtua juga ikut mendukung terutama dalam hal pemanfaatan teknologi ini.
Dalam hal menghadapi prosedur belajar jarak jauh bisa menggunakan cara dalam jaringan (daring) dan juga luar jaringan (luring).
"Kalau cara luring bisa setiap Minggu ada laporan atau pertemuan, mengambil materi ke sekolah atau menyerahkan tugas ke sekolah," ujarnya.
Untuk PJJ ini menurutnya ke depan memang baik. Mau tidak mau masyarakat harus memanfaatkan teknologi digital tapi di dalam proses pendidikan itu sebagai pendidik jangan hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja.
"Namun sebagai pendidik juga harus bisa membentuk sikap, karakter dan psikomotorik anak. Hal hal ini perlu dipahami dan diamati oleh para pendidik terutama para guru," jelasnya.
Dan di samping beberapa siswa atau peserta didik tidak mempunyai gawai, kemampuan atau skill guru harus diperhatikan juga.
"Artinya walaupun punya gawai, guru harus mempunyai kompetensi bagaimana menyiapkan bahan ajar atau materi tugas yang akan diberikan kepada peserta didik," ujarnya.
"Harus ada kompromi antar guru di sekolah terhadap pemberian tugas kepada peserta didik. Kita tahu tingkat SD itu tidak hanya belajar ada masa bermain, anak anak itu kan perlu sosialisasi dengan teman temannya dan juga dengan guru seperti hubungan emosional dan spiritual dalam hal pendidikan," jelasnya.
Dia mengusulkan apabila PJJ ini kedepannya akan dipermanenkan jangan sekaligus harus bertahap. Meskipun memang di dalam suasana pandemi Covid 19 ini yang paling penting adalah menjaga kesehatan.
"Oleh karena itu protokol kesehatan bagi sekolah sekolah yang berada di zona hijau yang mendapatkan izin untuk melaksanakan tatap muka. Pertama jumlah anak di dalam kelas, jarak antar anak, kemudian tingkat kepatuhan untuk mencuci tangan, memakai masker, mengurangi interaksi atau kerumunan ini semua harus diperhatikan dan kerja ekstra bagi kepala sekolah dan guru," katanya.
Karena dalam pembelajaran itu harus ada 3 aspek pendidikan seperti sikap, pengetahuan, dan psikomotorik maka persentasi PJJ jangan targetkan 100 persen dulu.
"Misal untuk SD 20 persen daring, 80 persen tetap ada interaksi antara guru dan peserta didik ini kalau pandemi berlalu tapi kalau masih ya melihat situasi wilayahnya mau tidak mau dilakukan PJJ dalam hal ini untuk menjaga agar anak tidak tertular dari Covid 19," jelasnya.
Sebagai orang dewasa atau orangtua memberikan contoh kepada anak anak dalam mematuhi protokol kesehatan covid 19. "Kita ini contoh teladan bagi anak anak," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi mengatakan harus ads kajian dan persiapan yang cukup untuk permanenkan PJJ ini karena yang namanya tatap muka antara peserta didik dan guru tidak bisa tergantikan.
"Tatap muka ini ada pendidikan karakter, dimana ada ikatan emosional antara peserta didik dan gurunya dan momen ini tidak bisa tergantikan," ujarnya.