Corona di Lubuklinggau

Lubuklinggau Zona Oranye, RS Sobirin Masih Sepi Pasien, Padahal Poliklinik Sudah Dibuka

Kabid Pelayanan Rumah Sakit dr Sobirin, dr Evi Damayanti, Mars mengatakan, akibat tidak adanya pasien jelas sangat berpengaruh terhadap operasional RS

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Suasana parkir depan RS dr Sobirin milik Kabupaten Musi Rawas di Kota Lubuklinggau tampak lengang, Jumat (10/7). 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Pandemi Covid-19 membuat jumlah pasien di sejumlah rumah sakit swasta dan rumah sakit negeri di Kota Lubuklinggau turun drastis alias anjlok.

Anjloknya pasien yang berobat di rumah sakit ini disinyalir karena warga takut ke RS atau menahan sakit karena takut terjangkit Covid-19 ditambah adanya batasan pelayanan.

Dampak tidak adanya pasien yang berobat membuat pendapatan sejumlah RS pun turun drastis, sementara biaya operasional RS terus berjalan.

Kondisi Jalan Tanjung Harapan Lubuklinggau saat Kemarau dan Hujan, Jembatan Beralaskan Papan Lapuk

Salah satunya dialami RS dr Sobirin milik Kabupaten Musi Rawas di Kota Lubuklinggau yang sempat terseok-seok akibat sedikitnya pasien yang berobat.

Kabid Pelayanan Rumah Sakit dr Sobirin, dr Evi Damayanti, Mars mengatakan, akibat tidak adanya pasien jelas sangat berpengaruh terhadap operasional RS.

"Jadi tidak adanya pasien berobat ke RS kita ini jelas terganggu. Terutama biaya operasinal tadi. Untunganya kita rumah sakit pemerintah yang selalu diberikan bantuan," katanya pada Tribunsumsel.com, Jumat (10/7).

Salat Idul Adha di Lubuklinggau Diperbolehkan di Masjid, Wajib Penuhi Persyaratan Ini

Ia menuturkan, apalagi di era covid-19 kemarin, di satu sisi pasien sedikit, disisi lain harus mengeluarkan biaya operasinal yang banyak. karena harus membeli Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup mahal dan jumlahnya pun harus banyak.

"Kemarin seluruh petugas kita dilengkapi APD level 3. Tapi saat ini petugas kita tidak semuanya menggunakan APD level 3 lagi. Penggunaan APD level 3 diberlakukan hanya untuk petugas yang bertugas di zona merah saja," ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk poliklinik RS Sobirin telah dibuka sejak tanggal 1 Juni lalu. Semua pelayanan menggunakan protokol kesehatan. Masyarakat harus menggunakan masker dan mencuci tangan serta wajib thermo scanner saat berkunjung.

"Tapi sejak dibuka kalau dibandingkan dengan kondisi normal masih sangat jauh. Jadi rata-rata sebelumnya terutama hari Senin pasien bisa mencapai 200-300 pasien, sekarang paling banyal 100 pasien," terangnya.

Dampaknya, untuk keterisian kamar sendiri hingga saat ini belum kembali normal. Namun beberapa tempat seperti ruang penyakit dalam sudah hampir 80 persen kembali terisi pasien.

FAKTA Baru Pembunuh Vanny di Penginapan Macan Kumbang Residence, Ternyata Inisialnya MF, Bukan DH

"Bedah 50 persen, anak 30 persen, sedangkan untuk kandungan sejak awal tidak mengenal Covid-19. Karena melahirkan itu tidak bisa ditahan hampir 80 persen terisi kamar sampai sekarang," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, jika saat ini RS Sobirin masih melayani pasien Covid -19. Bahkan ruang isolasi masih penuh, namun ketika dilakukan swab test kebanyakan hasilnya negatif hanya beberapa orang saja yang positif.

"Kita pun berharap sekarang masyarakat tidak takut lagi untuk berobat. Sebelum dicanangkan new normal mungkin harus takut dan menahan diri. Sekarang kita sampaikan bahwa rumah sakit sudah aman," pungkasnya. (Joy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved