Ketua Forsa Sumsel: Rhoma Irama Banyak Membawa Perubahan dalam Hidup Saya

Ada pula orang yang mendengarkan lagu 'Keramat', lalu ia menjadi orang yang berbakti pada kedua orang tuanya.

Penulis: Agung Dwi Ertarto | Editor: Eko Adia Saputra
TRIBUN SUMSEL.COM/EKO AS
Kepala Newsroom Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Hj. L. Weny Ramdiastuti, berbincang dengan Ketua DPW Fans Rhoma and Soneta (Forsa) Sumsel, Dr. H. Saefudin Latief, M.Si, Senin (22/6/2020). 

Pertama, karya William H Fredrick berjudul “Rhoma Irama and the Dangdut Style : Aspects of Contempory Indonesian Popular Cultural” yang terbit tahun 1982.

Kedua, karya Andrew N Weintraub berjudul “Dangdut Stories : A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music" yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan terbit tahun 2012 lalu.

Dalam Disertasinya, Saefuddin menjadikan 14 judul lagu Rhoma Irama bersama Soneta Grup sebagai objek penelitiannya.

Lagu-lagu tersebut yakni sangat populer pada periode tahun 1977 hingga 2001. Saefudin melakukan analisis relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam lirik lagu Rhoma Irama tersebut secara tekstual dan kontekstual.

"Saya menemukan bahwa lahirnya lirik lagu Rhoma Irama tersebut tidak terlepas dari konteks kondisi sosio-kultural dan politik pada waktu lagu tersebut diciptakan," paparnya.

"Atau isi pesan lagu kritik sosial yang diciptakan Rhoma Irama merupakan manifestasi dari peristiwa sosial politik dan lirik lagu tersebut bukan semata teks-teks kosong, tetapi simbol pemberontakan dan perlawanan terhadap hal-hal yang dianggapnya sebagai ketidakberesan dalam realita sosial," paparnya lagi.

Lirik lagu Rhoma Irama tersebut sarat dengan nilai-nilai pendidikan Islan dan pendidikan karakter yang “dibungkus” dakwah, bermuatan tauhid (akidah), akhlak dan ibadah.

“Lirik lagu Rhoma Irama telah mampu mempengaruhi perilaku atau mengubah karakter penggemarnya,” ujar Saefudin yang pernah meraih prestasi penyuluh agama Islam teladan Provinsi Sumsel tahun 2006.

Masih menurut Saefuddin, berdasarkan pengamatan dan penelitiannya dari lagu-lagu Rhoma Irama dan Soneta Group, musik punya kekuatan untuk merubah karakter tidak hanya individu, melainkan banyak orang, komunitas bahkan merubah karakter sebuah bangsa.

Rhoma Irama dalam testimoninya, kata Saefuddin, pernah mengatakan, seseorang penjudi, pemabuk, setelah mendengar lagu 'Mirasantika', lagu 'Judi, ia lalu berhenti judi.

"Dalam penelitian saya, ada seorang yang sangat fanatik dengan agamanya. Ia lalu memutar lagu Rhoma Irama berulang-ulang. Kemudian ia menemui ustaz dan bertanya, 'Apakah benar Tuhan hanya satu'? Akhirnya seiring berjalannya waktu, ia hijrah dan memeluk agama Islam," ungkap Saefuddin.

Ada pula orang yang mendengarkan lagu 'Keramat', lalu ia menjadi orang yang berbakti pada kedua orang tuanya.

Banyak contoh lagu Rhoma Irama yang mengubah karakter orang, kata Saefuddin. "Itu saya tulis dalam bab khusus mengenai orang-orang yang mengalami perubahan karakter tersebut," ungkapnya.

Lebih lanjut Saefuddin mengatakan, ada orang yang bertanya, apakah Rhoma Irama bisa dikader?

Sejatinya, sosok Rhoma Irama hanya satu. Rhoma Irama sejatinya sejak tahun 1973 telah mengkader. Ia telah menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak lama dan itulah yang diwariskan ke generasi penerus bangsa.

"Beliau menyampaikan dakwah melalui musik. Bahwa musik itu tidak berjudi, mabuk, itulah nilai-nilai yang dikaderkan beliau (Rhoma Irana) kepada kita," tandas Saefudin.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved