Pembunuhan Terapis Esek esek
Pembunuh Terapis Esek-esek di Surabaya Ditangkap, Pelaku Kesal Habis 900 Ribu Tapi Tak Puas
Y (20) pembunuh seorang wanita yang berprofesi sebagai terapis pijat esek-esek akhirnya ditangkap.
TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA - Y (20) pembunuh seorang wanita yang berprofesi sebagai terapis pijat esek-esek akhirnya ditangkap.
Pelaku nyaris membakar mayat korbannya untuk menghilangkan jejak.
Seperti diketahui Y tinggal di rumah kontrakan Jalan Lidah Kulon RT 03 RW 02, Lakarsantri, Surabaya kenalan dengan pemilik akun twitter @MassagePandawa, Selasa (16/6) sore.
Sekitar pukul 18.00 WIB, korban Oktavia Widyawati alias Monik (33) asal Jalan Ciliwung, Surabaya datang ke rumah tersangka.
• Buronan FBI Kasus Kejahatan Seksual Bayar 6,3 Juta ke Muncikari Setelah Diberi 3 Cewek di Bawah Umur
• Zuraida Minta Ampun Pada Maha Kuasa, Telah Berzina Dengan Selingkuhan dan Bunuh Hakim Jamaluddin
Korban memberikan layanan jasa pijat selama 45 menit yang dimulai pukul 19.30 WIB.
Di sela-sela pijat, korban menawarkan layanan jasa plus-plus kepada tersangka.
Jasa bayar pijatnya Rp 900.000.
Selain itu korban meminta uang tambahan Rp 300.000 setelah korban melakukan oral seks
Namun pelaku menolak membayar.
Akhirnya terlibat cek-cok mulut dan korban teriak-teriak dan minta tolong.
Tersangka panik lalu mengambil pisau lipat.
Tersangka awalnya membekap mulut Monik tapi tak mampu.
Y mengaku, takut digerebek warga akibat teriakan korban.
Sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat terjadi cek-cok mulut.
Korban ditusuk menggunakan pisau lipat sebanyak empat kali dan mengenai leher bawah telinga.
Setelah memastikan korban tewas, tersangka Y memasukkan jasad Monik ke kardus dan berencana membakarnya dengan kompor portable.
Rencananya jasad korban akan dibakar sampai berabu.
Takut apinya membakar rumah, tersangka mematikan kompor portable yang digunakan membakar korban.
Kaki kanannya saja yang terkena luka bakar.
Setelah menghabisi korban, tersangka Y melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Tersangka sebelumnya menelepon ibunya dan menceritakan peristiwa tersebut.
Tersangka diamankan tanpa perlawanan. Keluarga tersangka kooperatif sehingga penangkapan tersangka lebih cepat.
Kronologi Penemuan Mayat
Wanita berinisial M (26) ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah rumah kontrakan Jalan Lidah Kulon 2B, Surabaya.
M, mayat wanita di dalam kardus itu pertama kali ditemukan oleh polisi dan warga setelah mendapat telepon dari ibu rumah tangga berinisial W selaku pemilik kontrakan, Rabu (17/6/2020) pagi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran membenarkan tewasnya M karena dibunuh.
Polisi juga menduga motif pembunuhan perempuan yang berprofesi sebagai tukang pijat panggilan itu karena tawaran layanan jasa plus-plus yang tidak sesuai kesepakatan.
"Korban tukang pijat panggilan, ketika mau melayani plus-plus tidak cocok tarif sehingga terjadi cekcok berujung pembunuhan tersebut," kata Sudamiran, Rabu (17/6/2020).
Saat ini, jasad M dibawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk di autopsi.
Hasil olah TKP, di tubuh M terdapat beberapa luka tusuk dan sayatan benda tajam.
"Empat luka di leher bawah telinga, akibat benda tajam. Kemudian luka jari tangan kiri benda tajam dan telapak kaki kanan luka bakar," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, geger warga Lidah Kulon atas temuan mayat wanita di dalam kardus.
Wanita tersebut ditemukan tidak bernyawa di kamar sebuah rumah di Jalan Lidah Kulon RT 03 RW 02 No 20, Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya, Rabu (17/6/2020).
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com wanita itu berinsial M (26).
Menurut saksi mata atau tetangga, Reni Agustiawan, mayat wanita itu dalam kondisi bersimbah darah, saat ditemukan pertama kali.
Posisi mayat berada di dalam sebuah kardus tempat wadah kulkas yang terdapat di dalam sebuah kamar.
"Di dalam kamar itu. Darahnya banyak, masih pakai pakaian, belum di evakuasi," ujarnya pada awak media di lokasi.
M ditemukan dalam keadaan bersimbah darah, di dalam wadah kotak kardus yang lazim dibuat pelindung kemasan kulkas.
Kotak kardus berisikan mayat itu berada di dalam sebuah kamar yang bersebelahan langsung dengan teras depan rumah.
Belakangan diketahui, rumah berukuran 10 m x 8 m itu ditempati oleh seorang wanita single parent (janda), berinisial WD.
WD memiliki dua orang anak. Anak pertama berinisial Y (20) dan AZ (9). Dan diketahui telah mengontrak rumah tersebut sejak enam tahun lalu.
Menurut saksi mata atau tetangga Reni Agustiawan, wanita bernasib nahas itu merupakan seorang tukang pijat.
Bapak empat anak itu menduga, terapis wanita itu yang lazim menerima jasa terapis panggilan.
"Tukang pijet surabaya, rumahnya katanya daerah (Surabaya Barat) kawasan SCTV kono lho," ujarnya pada awak media di lokasi.
Reni menambahkan, terapis itu diduga dipanggil oleh anak dari si pemilik rumah itu berinisial Y (20).
Pasalnya, para warga kerap mendapati si Y sering mengajak teman-teman cowok dan ceweknya di dalam rumah.
Hal itu juga dibenarkan oleh Nafsiah, tetangga yang tinggal di sekitar rumah.
Bahwa Y kerap memanfaatkan kondisi rumah yang lengang karena ditinggal ibunya bekerja di sebuah toko obat di Surabaya.
"Sering kok ajak teman temannya, kadang cewek kadang cowok, sering kok," ujar Nafsiah.
Ia tak jarang melihat si Y mengajak teman-teman wanita atau cowok menginap di rumahnya.
Apalagi kondisi rumah itu kerap sepi, karena si W pemilik rumah kerap pergi bekerja.
"Tiap hari (WD). Kadang siang gini pulang, kadang jam 2 pulang, kadang jam 10 malam," pungkasnya.
Sekira pukul 14.30 WIB, jenazah korban dapat dievakuasi oleh petugas menggunakan ambulan ke kamar mayat RSU Dr Soetomo, Surabaya.