Cerita Khas Palembang
Masjid Lawang Kidul Disebut Duplikat Masjid Agung Palembang Dalam Bentuk Mini
Masjid Lawang Kidul Disebut Duplikat Masjid Agung Palembang Dalam Bentuk Mini
Penulis: Melisa Wulandari |
"Hal ini wajar saja karena beliau adalah seorang pengusaha kaya yang sukses pada waktu itu," ujarnya. (Elm)
---
Duplikat Masjid Agung Palembang dalam bentuk mini
Masjid Lawang Kidul adalah semacam duplikat Masjid Agung Palembang dalam bentuk mini, kecuali menaranya yang unik.
Lokasi masjid ini strategis, diapit Sungai Musi dan Sungai Lawang Kidul. Masjid ini dibangun dengan biaya sebesar NF 20.000,00.
Untuk dapat berfungsi sebagai Masjid Jami' masjid ini mengalami sejarah yang sangat berat, panjang serta kompleks. Sebuah kasus yang menarik bagi penulis penulis Barat dan Indonesia untuk membahasnya.
DR H Aqib Suminto dalam bukunya "Politik Islam Hindia Belanda" (LP3S) Jakarta, 1985, hlm. 172/173 menulis:
Pada tahun 1893, di Palembang terjadi perselisihan tentang pembangunan masjid baru setelah adanya Masjid Agung. Di satu pihak, peradilan agama membenarkan inisiatif Masagus Haji Abdul Hamid mendirikan masjid baru tersebut, dan Residen Palembang merestui keputusan Peradilan Agama itu.
Tetapi di pihak lain pendukung Masjid Agung diperkuat oleh Sayid Oesman, yang dalam karyanya Jami'ui fawaid menegaskan bahwa pembangunan masjid baru tersebut tidak bisa dibenarkan, bahkan menilai masjid semacam ini sebagai Masjid Dhirar.
Perjuangan agar Masjid Lawang Kidul. diizinkan untuk meiaksanakna sholat Jum'at, memakan waktu yang cukup panjang bahkan sampai saat wafatnya Kiai Muara Ogan pada 1319 H atau 1901 M larangan tersebtu masih belum dicabut.
Barulah pada masa putra beliau yaitu Masagus Haji Abumansur di tahun 1914 pelarangan tersebut dicabut.
Masjid lawang kidul juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Kota Palembang. (Elm)