Curhat Pemulung di Palembang, Harap Bantuan Pemerintah Agar Tetap Jalankan Ibadah Puasa Lancar
Wadison dan Eka tampak duduk di tepi trotoar Jalan Gubernur H Bastari. Sesekali, kedua pria paruh baya ini menyeka keringat mereka.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Wadison dan Eka tampak duduk di tepi trotoar Jalan Gubernur H Bastari.
Sesekali, kedua pria paruh baya ini menyeka keringat mereka.
Wadison, pria 64 tahun warga 5 Ulu dan rekannya Eka, usia 57 tahun warga 8 Ulu, merupakan pemulung barang bekas yang biasa beredar di Jalan Gubernur H Bastari, Jalan Ahmad Yani hingga ke Plaju dan wilayah Kertapati.
Setiap hari, mereka mengais rezeki dari hasil menjual barang bekas ke pengepul.
"Beginilah kerja kami cari uang dengan cara mengumpulkan barang bekas yang kami ambil di pinggir jalan," kata Wadison saat dibincangi TribunSumsel.com, Kamis (23/4/2020).
Wadison dan Eka, merupakan dua sekawan asal Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI) yang merantau ke Palembang sejak tahun 2000 silam.
Begitu tiba di Palembang, kedua pria ini pun memilih menjadi pemulung barang bekas.
"Jadi kami ini sudah 20 tahun kerja memulung ini," kata Wadison.
Bekerja menjadi pemulung, pendapatan perhari Wadison dan Eka pun tak menentu.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari pun, kadang uang yang didapat dari hasil memulung tak cukup.
"Namanya juga pengumpul barang bekas. Dapat uang untuk makan saja sudah bersyukur. Kadang dapat perhari Rp 50 ribu, tapi jarang sekali. Kadang di bawah itu," ujar Wadison.
Saat pandemi Covid-19 khususnya dua bulan terakhir, Wadison mengaku pernah beberapa kali tak membawa uang sepeser pun saat pulang ke rumah.
Hal itu karena pengepul barang bekas mengurangi pembelian dan tak menerima barang rongsokan yang mereka kumpulkan dengan susah payah seharian.
"Kalau tidak ada uang sama sekali, ada uang dari anak saya yang kerja di toko yang bawa uang untuk makan malam," ujar pria yang memiliki tujuh orang anak ini.
Jelang bulan Ramadan, Wadison mengaku terus berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berusaha melawan kelelahan karena harus berpuasa.