Curhat Pemulung di Palembang, Harap Bantuan Pemerintah Agar Tetap Jalankan Ibadah Puasa Lancar
Wadison dan Eka tampak duduk di tepi trotoar Jalan Gubernur H Bastari. Sesekali, kedua pria paruh baya ini menyeka keringat mereka.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
"Satu sisi, kita harus melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Puasa ini kewajiban, kalau bolong-bolong, malu sudah tua. Tapi juga saya harus jalan agar dapat uang kalau tidak ingin keluarga di rumah tidak makan," ungkap Wadison.
Sementara Wadison diwawancarai, Eka tampak lebih banyak diam dengan tatapan kosong.
Dua orang bersahabat ini mengaku telah seharian menyusuri jalanan kota Palembang seharian, namun belum mendapatkan uang cukup.
"Kalau hari ini kami dapat uang Rp 20 ribu. Alhamdulillah, tapi kami harus tetap jalan sampai dapat tambahan uang sedikit lagi," ujar Wadison.
Wadison dan Eka berharap pemerintah memperhatikan nasib pemulung seperti mereka dengan cara memberi bantuan langsung agar dapat mengurangi beban mereka, khususnya selama Ramadan.
"Saya mohon kepada wartawan, sampaikan ke pemerintah, kami butuh uluran tangan. Karena kalau pas puasa pasti lelah sekali kalau seharian harus cari uang minimal Rp 30 ribu," kata dia.