Ribuan Migran Pulang Jalan Kaki hingga Terbatasnya APD, Lockdown Total India Dilanda Kekacauan

Belum sampai seminggu pemerintah menerapkan lockdown di India, kekacauan terjadi dimana-mana.

(STR/EPA-EFE)
Pekerja migran memadati terminal bus di perbatasan Uttar Pradesh dekat New Delhi, India, pada 28 Maret 2020. Pemerintah Uttar Pradesh telah menyediakan 1.000 bus untuk pekerja migran yang hendak pulang ke desanya, tapi jumlahnya tidak mencukupi. Ratusan di antara pekerja itu lalu memutuskan pulang jalan kaki karena tidak ada transportasi yang tersedia. Situasi ini terjadi di hari keempat India menerapkan lockdown, yang berlangsung selama 21 hari sesuai instruksi Perdana Menteri Narendra Modi. 

Kereta api India juga membatalkan semua layanan kecuali kereta kota dan kereta barang sampai 31 Maret. 

Penerbangan internasional sudah dilarang beroperasi sejak seminggu yang lalu, sementara sekolah, fasilitas hiburan dan monumen seperti ikon Taj Mahal telah ditutup.

2. Pabrik ditutup

Saat pekerjaan mulai mengering akibat dari lockdown, banyak pabrik-pabrik yang ditutup.

Akibatnya banyak buruh kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki cukup uang. Sebab di sana upah dibayar secara harian.

Dikutip dari Kompas.com, para buruh tersebut tinggal di apartemen yang sempit.

Mereka bekerja berjam-jam untuk beberapa dollar sehari, dalam kondisi yang kerap tidak aman tanpa jaminan sosial.

Menurut statistik pemerintah India, setiap tahun ada lebih dari 9 juta buruh dari pedesaan yang merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. 

Mereka biasanya melamar di bidang konstruksi atau pabrik-pabrik. Bahkan ribuan buruh terpaksa kembali ke desa asal.

Beberapa di antara mereka mungkin membawa virus ke desa-desa yang memiliki sedikit akses ke infrastruktur dasar, termasuk air.

3. Pekerja migran pulang jalan kaki

Kereta dan bus tidak lagi beroperasi saat malam.

Mereka yang tidak dapat tiba tepat waktu tidak mempu lagi hidup di kota-kota tempat mereka bekerja.

Para buruh itu harus rela berjalan sejauh ratusan mil untuk pulang.

Banyak dari mereka tidak memiliki uang untuk membeli makananan beberapa juga tidak dapat menemukan makanan di mana pun.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved