Ada 28 Kasus DBD Selama Tiga Bulan Terakhir di Muratara, 1 Orang Meninggal Dunia
Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mencatat ada 28 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tiga bulan terakhir.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Prawira Maulana
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mencatat ada 28 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tiga bulan terakhir.
Sebanyak 28 kasus tersebut mulai dari 1 Januari hingga 30 Maret 2020 yang tersebar di 7 kecamatan se Kabupaten Muratara.
Dari 28 kasus itu, satu orang meninggal dunia pada Januari 2020, yakni warga Desa Embacang Baru Kecamatan Karang Jaya.
"Dari Januari sampai Maret 2020 ada 28 kasus, yang meninggal dunia satu orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara Marlinda Sari, Senin (30/3/2020).
Sedangkan selama tahun 2019, ada sebanyak 54 kasus DBD yang tersebar di 7 kecamatan dengan kasus meninggal dunia berjumlah 2 orang.
Marlinda mengimbau, memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, masyarakat harus lebih mewaspadai penyakit DBD.
Kasus DBD di Kabupaten Muratara dikhawatirkan akan meningkat akibat pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menularkan penyakit tersebut.
Untuk menanggulangi hal itu, pihaknya telah melakukan upaya penyelidikan epidemiologi daerah-daerah yang berpotensi DBD.
Selain itu, penggalakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk memutus rantai perkembangan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
"Kami juga melakukan fogging untuk membunuh nyamuk serta pemberian abate, terutama di tempat-tempat yang banyak jentik nyamuk," katanya.
Marlinda menjelaskan, gejala yang muncul dari penyakit DBD ini seperti demam tinggi, mual, muntah-muntah, hingga sakit kepala yang cukup parah.
Jika sudah muncul tanda-tanda penyakit DBD tersebut, masyarakat diminta untuk segera periksa ke pusat kesehatan terdekat.
Marlinda menganjurkan masyarakat dapat melakukan pengecekan dan pembersihan tempat-tempat penampungan air yang ada di lingkungan sekitar.
Sebab lokasi tersebut sering dijadikan sebagai tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.
"Seperti talang air harus betul-betul diperhatikan, supaya tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk," katanya. (cr14)