Korban Selamat Menangis dan Teriak-teriak di Hari Pertama Sekolah Pasca Tragedi Susur Sungai Sempor

Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Wilayah DIY, Siti Urbayatun, mengatakan kejadian yang dialami kemarin bersifat luar biasa.

Editor: Weni Wahyuny
Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali
Hari pertama sekolah di SMPN 1 Turi, Sleman, Senin (24/2/2020) pagi pascatragedi susur sungai kegiatan Pramuka yang menewaskan 10 siswanya. 

Sontak alat pancingnya dibuang, lalu lari ke arah sungai.

Berada di tebing setinggi tiga meter, Kodir melihat anak-anak itu berjuang untuk bertahan dari gempuran arus.

Ada yang pegangan kayu, batu, dan tidak sedikit yang terseret.

Kodir memutuskan untuk melompat dan meraih satu per satu anak. Ia bawa mereka ke pinggir sungai.

Wartawan Tribun Jogja, Hendy Kurniawan dan Sigit Widya mendapat kesempatan wawancara khusus dengan Kodir. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana ceritanya hingga Anda datang menolong anak-anak itu?

Sore itu, saat akan memancing bersama adik saya sekitar pukul 14.30 WIB, saya mendengar teriakan bocah-bocah dari arah sungai.

Saya spontan membuang joran, lalu berlari ke sumber suara.

Dari tebing saya melihat puluhan anak berada di dasar sungai.

Sebagian berada di pinggir sambil memegang tebing, sebagian lagi berada di tengah sungai sambil memegangi batu.

Kondisi air masih sangat deras.

Apa yang kemudian Anda lakukan?

Saya seketika loncat dari ketinggian tiga meter. Saya tak perlu pikir panjang, apalagi saya sudah hafal betul kondisi sungai di sekitar situ.

Setelah nyebur di air, saya segera mengevakuasi anak-anak yang memegangi batu di tengah sungai.

Saya bawa mereka satu per satu ke pinggiran yang bisa dinaiki.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved