Korban Selamat Menangis dan Teriak-teriak di Hari Pertama Sekolah Pasca Tragedi Susur Sungai Sempor
Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Wilayah DIY, Siti Urbayatun, mengatakan kejadian yang dialami kemarin bersifat luar biasa.
Tak hanya siswa dan guru, rupanya di hari pertama ini SMPNN 1 Turi kedatangan tamu dari para relawan psikolog.
Ya, hari pertama dimulainya aktivitas belajar ini rupanya pihak SMPN 1 Turi rupanya memberikan terapi psikolog bagi para muridnya.
Tak dipungkiri jika rasa trauma dan takut akan tragedi susur sungai masih terekam jelas dalam ingatan para murid.
Untuk memulihkan psikologis para siswa karena trauma peristiwa terseret arus sungai, sejumlah psikolog memberikan pendampingan.
Para siswa kela 7 dan kelas 8 di kelas masing-masing mendapatkan pendampingan dari relawan dan psikolog.
Mereka akan mendapatkan terapi psikolog untuk pulihkan dari rasa takut dan trauma.
Sementara itu para siswa kelas 9 tengah belajar try out ujian berbasis komputer (CBT) untuk persiapan Ujian Nasional (CBT).
Beberapa aparat kepolisian juga terlihat berjaga-jaga di sekitar halaman SMPN 1 Turi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hari Pertama Sekolah SMPN 1 Turi Pasca Tragedi Susur Sungai, 6 Siswa Menangis dan Berteriak-teriak
Kesaksian Kodir
Musibah Jumat (21/2/2020) sore di Sungai Sempor, Donokerto, Turi, Sleman merenggut nyawa 10 siswi SMPN 1 Turi.
Saat mereka tengah menyusuri sungai mendadak banjir datang.
Anak-anak berseragam pramuka itu menjerit ketakutan.
Mendengar jeritan minta tolong bersahutan, seorang warga Kembangarum Wetan Kali, Donotirto, Turi, Darwanto (37) langsung bergegas mencari sumber suara.
Saat itu, pria yang akrab disapa Kodir itu tengah dalam perjalanan menuju sungai untuk memancing ikan.