Ini Peran Masing-masing Tiga Pengedar Narkoba Asal Aceh, Touring Edarkan Narkoba
Alfian (33), Reza Fahlevi (32) dan Teuku Reza Johan Syah (31), tiga anggota sindikat pengedar narkoba asal Aceh, berhasil ditangkap
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Alfian (33), Reza Fahlevi (32) dan Teuku Reza Johan Syah (31), tiga anggota sindikat pengedar narkoba asal Aceh, berhasil ditangkap Unit 2 Subdit 3 Narkoba Polda Sumsel, Sabtu (8/2/2020).
Dari tangan ketiga tersangka, polisi berhasil mengamankan 1 kg 90 gram sabu yang kemudian diketahui merupakan jenis baru asal Timur Tengah yang beredar di Indonesia.
Dikatakan Alfian, dirinya baru pertama kali mengantar narkoba dari Aceh ke Palembang.
"Sebelumnya kami sempat mengantar narkoba ke Jambi dan Lampung. Lalu setelah itu, kami pergi ke Palembang," ujarnya saat ditemui pada rilis tersangka yang digelar di Mapolda Sumsel, Rabu (12/2/2020).
Terungkap pula bahwa Alfian merupakan orang yang mengajak kedua rekannya untuk mengedarkan narkoba atas perintah seseorang.
Namun ia masih belum bersedia mengungkapkan siapa orang dibalik tindakannya tersebut.
"Saya dijanjikan akan dapat upah sebesar Rp.50 juta untuk sekali pengiriman narkoba. Uangnya belum dibayarkan semua, baru dapat uang jalan Rp.20 juta. Jadi masih kurang Rp30 juta lagi," ujarnya.
Sementara itu, kedua tersangka lain yang berhasil diamankan, juga memiliki peran yang berbeda-beda.
Reza Fahlevi mengaku sebagai pemilik mobil sekaligus sopir yang mengantar narkoba.
Sedangkan Teuku Reza Johan Syah bertugas sebagai checker atau orang yang memastikan keamanan barang haram yang mereka edarkan.
"Beda-beda kami terima upahnya. Checker dapat upah Rp.10 juta dan saya sendiri dapat upah Rp.15 juta," ujar Teuku Reza Johan Syah.
Sementara itu, Direktur Resnarkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Heri Istu Hariono mengatakan, pihaknya masih mendalami terkait penangkapan ketiga tersangka tersebut.
Namun diduga, barang bukti yang dibawa tersangka diperoleh dari sindikat pengedar narkoba asal Iran.
"Karena terdapat tulisan Timur Tengah dan logo pohon palem. Jadi diduga barang tersebut didapat dari sindikat pengedar narkoba asal Iran. Tapi semua ini masih kita dalami lagi," ujarnya.