Berita Palembang
Viral Hoax Bakso Tikus di Madiun, Ini Reaksi Ketua Paguyuban Kelompok Mie Palembang
Belum lama ini dunia maya dihebohkan dengan viralnya video konsumen bakso memposting potongan daging yang dicurigainya sebagai kaki tikus
Penulis: Hartati | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Belum lama ini dunia maya dihebohkan dengan viralnya video konsumen bakso memposting potongan daging yang dicurigainya sebagai kaki tikus.
Dampak berita hoax itu, sang pemilik kedai bakso di Madiun mengalami kerugian besar.
Omzet yang biasa Rp 1,5 juta per hari tapi kini jualannya hanya laku dua mangkok saja atau Rp 15 ribu.
Di Palembang kasus dugaan adanya daging tikus dalam bakso juga sempat menerpa pedagang bakso di kawasan Bukit.
Kasus dugaan daging tikus dalam bakso ini sampai harus dibawa ke ranah hukum dan melibatkan pihak terkait menguji kandungan bakso yang dicurigai terdapat daging tikus tersebut.
Hasil pemeriksaan ternyata tidak terbukti.
• Hoax Bakso Tikus, Begini Kabar Terbaru Warung Bakso Sugeng Pasca Omset Turun dan Nyaris Bangkrut
Ketua Paguyuban Kelompok Mie Palembang (Kempal) Sukirno mengatakan, pedagang tidak perlu khawatir menaikkan harga jual.
Harga bahan baku memang naik sehingga tidak mungkin menjual dagangan dengan harga tidak masuk akal atau murah.
Menurutnya konsumen saat ini semakin cerdas dan bisa membedakan mana makanan sehat dan bukan.
Misalnya saja bakso besar, enak dan murah ya konsumen cerdas pasti berpikir mengapa bisa makanan enak, porsi besar di jual murah padahal harusnya mahal.
Dugaan semacam itulah yang kemudian memunculkan anggapan di masyarakat ada dugaan curang yang mencampur bahan makanannya dengan bahan yang tidak semestinya demi untung besar.
Menurutnya jika konsumen yang membeli itu langganan tetap pasti tahu kualitas makanan yang dijual.
• Pengunggah Video Bakso Tikus Minta Maaf, Potongan Diduga Kaki Tikus di Bakso Ternyata Bagian Ini
Tapi jika yang membeli konsumen baru dan menemui hal aneh dalam makanan yang mereka konsumsi maka timbullah kegaduhan di media sosial dan masyarakat.
"Berdagang itu kuncinya jujur dan jangan khawatir tidak laku sebab sebab bahan berkualitas pastinya menentukan harga jual dan menentukan pangsa pasar sendiri," ujarnya, Selasa (4/2/2020).
Sukirno mengakui ketakutan rekan pedagang jualan tidak laku jika menaikkan harga atau mengurangi takaran dan porsi memang bukan masalah sepele sebab masih ada saja masyarakat yang kerap menginginkan makanan murah, enak dan banyak.