Cerita Khas Palembang
Mengenal Kapolrestabes Palembang Anom Setyadji, Sosok Tegas Pecinta Mobil Jadul Jimny dan Jeep
Ketika ditemui di ruang kerjanya, pria yang semula bercita-cita menjadi arsitek ini selalu keblinger ketika melihat Jeep dan Jimny
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji memiliki hobi otomotif.
Selain hobi off-road, orang nomor satu di Polrestabes Palembang ini juga senang dengan mobil jadul.
Mobil yang selalu menjadi incarannya yakni Jeep dan Jimny.
Ketika ditemui di ruang kerjanya, pria yang semula bercita-cita menjadi arsitek ini selalu keblinger ketika melihat Jeep dan Jimny.
"Saya off-road senang, tetapi lebih senang lagi mobil Jeep dan Jimny. Selain tidak ketinggalan jaman, juga pastinya irit BBM. Itu yang terpenting. Setiap kota dimana saya bertugas, pasti saya pelihara antara dua mobil itu," cerita pria kelahiran Jakarta, 19 Mei 1971 ini ketika dijumpai, Kamis (23/1/2020).
Akpol lulusan tahun 1994 ini mengaku, memang sangat jarang orang apalagi pejabat yang mau untuk melirik mobil jadul terlebih Jeep atau Jimny.
• Inilah Tim Hunter Palembang yang Bakal Tumpas Kejahatan Jalanan di Palembang
Menurutnya, ia mempunyai kesan sendiri dengan dua jenis mobil tersebut.
Sehingga, ia selalu tidak berkeinginan untuk membeli mobil keluaran terbaru meski dianggap nyaman.
Menurutnya, dua jenis mobil tersebut sudah terbilang nyaman ketika dikendarai.
Ketika di jalan juga, bodi keduanya tidak ketinggalan dengan mobil-mobil terbaru.
Ia sama sekali tidak memodifikasi dua jenis mobil tersebut.
Ia lebih senang dengan orisinil mobil.
Hanya saja, biasanya kedua jenis mobil tersebut akan dibuat lebih rapi dan enak dilihat.
"Jadi, ketika saya baru beberapa hari bertugas di Polrestabes Palembang saya melihat ada mobil Jimny parkir. Saya langsung tanya dengan anggota, ini Jimny siapa yang parkir."
"Jawab anggota, itu mobil wartawan. Saya langsung bilang, tanya dengan wartawan mau jual gak mobilnya. Anggota pada heran dan saya bilang benar tanya dengan wartawan jimnynya mau dijual gak," ceritanya.
• Daftar Lengkap Harga Mobil Suzuki Jimny Terbaru 2019, Ada 4 Varian Mulai Harga Rp 315 Jutaan
Ternyata, perkataan Kapolrestabes Palembang ini tidak main-main.
Sang wartawan dipanggil dan setelah mengobrol, akhirnya sang wartawan mau melepaskan mobil Jimny nya untuk sang perwira tersebut.
Terlepas dari perwira melati ini dengan hobinya terhadap mobil jadul, ketika disinggung mengenai jabatannya sebagai Kapolrestabes Palembang, Anom mengungkapkan pastinya ia ingin lebih baik menjalankan tugas dari pejabat sebelumnya.
Berbekal selama 25 tahun menjadi seorang polisi, pastinya ia memiliki cara sendiri untuk menciptakan Palembang menjadi kota yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
Terlebih, pernah bertugas di Jakarta sebagai Kapolsek Kebayoran Baru dan Tanah Abang yang wilayahnya tidak kalah rawannya.
Dengan berbekal pengalaman itu, ia mengaku tidak kaget ketika ditugaskan di Palembang.
Ia juga pernah bertugas di wilayah Sumbagsel, sehingga sedikit banyak memahami karakter orang Sumatera.
"Tidak dipungkiri, Palembang memang memiliki tindak kejahatan terbilang tinggi. Palembang masuk kota besar yang telah banyak menggelar event-event internasional. Menurut saya, bukan main-main untuk penanganan di Palembang ini. Memnag harus keluar tenaga ekstra," ujarnya.
• Tim Hunter Sabhara Polrestabes Siap Bikin Palembang Seperti Neraka Bagi Para Penjahat
Maka dari itu, ia selalu beranggapan dimana pun bertugas termasuk di Palembang menganggap semua wilayah di Palembang rawan.
Rawan disini, untuk selalu membuat kesiap siagaan dan tidak boleh lengah dengan kemungkinan-kemuninan yang terjadi termasuk tindak kejahatan.
Ia juga mengungkapkan kepada seluruh personilnya, untuk tidak santai dalam bekerja.
Sebagai aparat negara yang sudah digaji dengan uang negara, ia tidak mau ada anggotanya hanya banyak bersantai di kantor.
Karena, masyarakat membutuhkan kehadiran polisi dan merasakan secara langsung pengamanan yang dilakukan.
"Tingginya tindak kriminalitas dan ungkap kasus yang dilakukan, bukan berarti Palembang tidak aman. Karena kenapa, buktinya meningkatkan jumlah ungkap kasus itu adalah gambaran bila anggot itu bekerja. Berbanding berbalik, kalau ungkap kasus sedikit. Itu tandanya anggota tidak bekerja dan belum tentu bisa dikatakan aman," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, sudah dibenamkan dalam hatinya dan juga sudah ditegaskan kepada seluruh anggotanya, agar Palembang ini seperti menjadi neraka bagi para pelaku kejahatan.
Meski pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan untuk beraksi, tetapi upaya pengamanan selama 24 jam dengan mengerahkan seluruh anggota dilapangan termasuk kendaraan dinas terus dilakukan.
Dengan adanya polisi dilapangan dan kendataan dinas, masyarakat dapat melihat secara langsung upaya yang dilakukan Polrestabes Palembang untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga Palembang.
"Saya saja pakai mobil patroli, bukan mobil kapolrestabes. Ini sebagai contoh kepada anggota, saya saja patroli apalagi anggota. Kalau anggota tidak mau ikut aturan saya, pindah saja ke pelosok."
"Di Polrestabes Palembang, tidak ada istilah santai karena masyarakat membutuhkan polisi untuk keamanannya. Itu salah satu tugas polisi memberikan rasa aman kepada masyarakat," pungkasnya.