Harga Karet 2 Mingguan Naik Jadi Rp 9.200/Kg, Pengusaha dan Pemerintah Prediksi Kembali Naik
Petani karet di Prabumulih sejak beberapa hari terakhir sedikit bernapas lega. Pasalnya sejak beberapa hari terakhir harga komunitas karet naik
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Petani karet di Prabumulih sejak beberapa hari terakhir sedikit bernapas lega.
Pasalnya sejak beberapa hari terakhir harga komunitas karet mulai merangkak naik.
Jika biasanya harga karet untuk yang dua minggu Rp 8500 per kilogram kini naik menjadi Rp 9200 per kilogram.
"Alhamdulilah memang harga karet saat ini mengalami kenaikan Rp 700 per kilo, kalau biasanya harga karet yang dua mingguan Rp 8500 naik jadi Rp 9200," ungkap Fitriani, satu diantara petani karet di kawasan Kelurahan Sindur Kota Prabumulih ketika dibincangi, Kamis (9/1/2020).
Fitriani mengatakan, dengan kenaikan harga karet ini sangat disambut baik oleh para petani.
Hanya saja kenaikan di saat musim hujan sekarang ini membuat para petani mengeluh karena kesulitan mendapat getah karet.
"Kita susah mengumpulkan karet karena getah banyak hanyut tersapu air hujan dan tidak terkumpul, getah yang menetes kan tak langsung keras jadi ketika kena hujan langsung mengalir, sekarang kita kejar-kejaran dengan hujan."
"Kalau baru selesai sadap sebelum hujan langsung kita kumpulkan getah, tak menunggu keras lagi," bebernya.
Kondisi musim hujan itulah menurut Fitri diduga menjadi penyebab getah karet mengalami kenaikan.
"Petani karet tetap susah, karet naik tapi susah didapat, getah karet banyak justru harga turun, selalu susah kami petani ini," katanya mengeluh.
Hal yang sama disampaikan Gusti, petani karet lainnya di Kecamatan Cambai kota Prabumulih ketika dibincangi.
Gusti mengaku pihaknya memang senang harga karet naik namun terpaksa harus standby ke kebun untuk mengantisipasi hujan datang.
"Kalau biasa sudah sadap kita langsung pulang dan besok baru kumpulin getah, sekarang kita tunggu karena sudah sadap khawatir hujan."
"Kalau ditinggal getah hilang karena hanyut tertimpa air hujan, makanya kalau mau hujan kita lihat lagi hasil sadap kalau banyak dikumpuli, sayang hilang percuma," katanya.
Lebih lanjut Gusti menuturkan para petani di kawasan Kecamatan Cambai sebagian besar menjual hasil karet dua minggu sekali dan dengan musim hujan ini khawatir tidak ada yang bosa dijual.