Pembunuhan di 9 10 Ulu

Anaknya Tewas Dikeroyok Saat Sedang Mencari Adiknya, Ema Beberapa Kali pingsan

Kesedihan Ema (45) begitu terpancar jelas saat menatap jenazah anaknya, Redho Soleh (23) yang tewas karena menjadi korban pengeroyokan.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Para pelayat berusaha menenangkan Ema (45) yang pingsan dihadapan jenazah Redho Soleh (23) anak kandungnya yang tewas karena pengeroyokan, Selasa (24/12/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kesedihan Ema (45) begitu terpancar jelas saat menatap jenazah anaknya, Redho Soleh (23) yang tewas karena menjadi korban pengeroyokan.

Bahkan Ema beberapa kali jatuh pingsan dihadapan jenazah Redho karena tak kuasa menerima kenyataan pahit ini.

"Anakku," teriak Ema seraya menangis tersedu sebelum akhirnya jatuh pingsan dihadapan jenazah anaknya,
Selasa (23/12/2019).

Dengan cepat, para pelayat langsung berusaha menenangkan dan merangkul Ema.

Suasana kesedihan jelas begitu terasa di rumah duka yang berada di jalan Tembok Baru Lorong Sehati RT. 18 RW 08 Kelurahan 11 Ulu Palembang.

BREAKING NEWS, Ridho Tewas Diduga Dikeroyok di 9-10 Ulu, Sang Ibu Tak Henti Menangis

"Ngucap, baca istighfar jangan seperti ini," ucap salah seorang pelayat yang berusaha menenangkan Ema.

Diketahui, Redho tewas usai menjadi korban pengeroyokan tepat di depan kantor Lurah 9/10 Ulu Palembang.

Wawan (23) sepupu korban menuturkan, saat kejadian itu korban sedang mengendarai sepeda motor untuk mencari adiknya sekira pukul 02.30 pagi.

"Tapi belum sempat bertemu, sepertinya korban dicegat dan kemudian dikeroyok," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima keluarga korban, diduga ada empat pelaku yang mengeroyok korban hingga tewas.

Setelah ditemukan tak sadarkan diri dalam kondisi tubuh bersimbah darah, korban langsung dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah Palembang untuk mendapat pertolongan.

"Tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kata dokter kehabisan darah karena mengalami 14 luka tusuk di punggung dan leher," ujarnya.

Dalam kesehariannya, korban bekerja serabutan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Rencananya jenazah anak pertama dari empat bersaudara ini akan dimakamkan di TPU Telaga Swidak.

"Ibunya sedih sekali, jadi memang belum bisa diajak ngomong. Tapi kami berharap semoga pelaku cepat ditangkap sehingga kami bisa mendapat keadilan,"ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved