Ceritakan Pengalaman Prabowo, Eks Tim Mawar Kopassus Blak-blakan Soal 3 Nelayan Tawanan Abu Sayyaf
Eks anggota Tim Mawar Kopassus, Fauka Noor Farid mengatakan ada dua cara pembebasan nelayan yang bisa ditempuh pemerintah.
TRIBUNSUMSEL.COM - Ceritakan Pengalaman Prabowo, Eks Tim Mawar Kopassus Blak-blakan Soal 3 Nelayan Tawanan Abu Sayyaf
Sejak bulan September 2019 lalu, Tiga nelayan asal Indonesia diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia.
Ketiga nelayan tersebut, Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27) dan kru kapal Samiun Maneu (27), hingga saat ini pemerintah Indonesia masih berusaha membebaskan ketiganya.
"Ada dua kategori berbicara pembebasan, pertama tindakan persuasif, kedua melakukan tindakan reperesif. Berbicara persuasif berarti ada beberapa hal, yaitu kita berbicara negoisasi," kata Fauka di Pasar Rebo, Rabu (18/12/2019).
Pembebasan dengan cara persuasif lebih sulit, terlebih pemerintah Indonesia menolak membayar tembusan sebesar Rp 8,3 miliar yang diminta.
Namun pembebasan secara persuasif dinilai Fauka masih memungkinkan, tergantung pada sosok yang melakukan negoisasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
Peran Penting Prabowo dan Budi Gunawan
"Ini sesuatu yang sangat sulit tapi bisa dilakukan, tergantung peran daripada orang yang diberikan mandat untuk negoisasi. Utama adalah Menhan dan Kepala BIN," ujarnya.
Mantan anggota Tim Mawar Kopassus ini menyebut kiprah Budi selama tiga tahun memimpin BIN terbilang moncer.
Pun Prabowo yang merupakan bekas komandan Kopassus sehingga paham persoalan intelejen dan memiliki pengalaman pembebasan sandera.
"Pak Prabowo, kita sudah tahu beliau ini adalah pakar pembebasan sandera. Kopassus, kemampuan Intelejen ada dan pengalaman daripada operasi itu sendiri beliau sudah jelas," tuturnya.
Fauka mencontohkan peran Prabowo dalam memimpin operasi pembebasan peneliti dari dari Ekspedisi Lorentz 95 di pegunungan Mapenduma, Jayawijaya.
Dalam hal pembebasan secara represif, dia juga menyebut sosok Prabowo dan Budi berperan penting membebaskan ketiga sandera.
"Berbicara tentang represif ada dua hal yang harus bisa kita lakukan, melibatkan Intelejen dan pasukan pemukul. Karena pasukan pemukul tanpa intilejen tidak mungkin dia bisa bergerak," lanjut Fauka.
Pasalnya pasukan pemukul yang bertugas membebaskan sandera butuh informasi terkait kelompok yang menawan sandera.