Penelusuran

Mengintip Geliat Panti Pijat Tradisional dan Refleksi di Palembang, Terapis Berumur 40 Tahunan

Belakangan ini makin banyak panti pijat dan refleksi berdiri di Kota Palembang.

Editor: Prawira Maulana
TRIBUN SUMSEL
Bilik panti pijat di Jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Belakangan ini makin banyak panti pijat dan refleksi berdiri di Kota Palembang.

Di wilayah ring road kota Palembang di Jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara misalnya, beberapa panti pijat dan refleksi baru dibuka.

Beredar kabar, para terapis panti-panti pijat ini juga melayani prostitusi. Tribun lalu melakukan penelusuran.

Wartawan Tribun mendatangi pijat refleksi bermana Adm di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara belum lama ini.
Pukul 13.30, panti terlihat lenggang dan dan sepi pengunjung.

Panti pijat tersebut menempati ruko dua lantai, di dalamnya, terdapat 6 bilik yang digunakan untuk refleksi dan 1 kamar mandi.

Bilik yang digunakan untuk kegiatan pijat berukuran 1x2 meter, hanya diberi pembatas berupa papan triplek, dan ditutupi oleh kain gorden. Dengan penerangan remang, dilengkapi kipas dan air conditioner (AC).

Heboh Pencarian Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Cengal, Ini Hasil Investigasi Polisi

Saat masuk, tim Tribun yang menyamar jadi pelanggan, diminta untuk memilih paket dan pijat refleksi sesuai selera. Termasuk juga terapis wanitanya.

Setelah menentukan terapis kemudian langsung diarahkan menuju bilik untuk melakukan pijat relaksasi.

Tarif yang ditawarkan untuk pijit biasa sebesar Rp.60.000. Lulur Rp.150.000, dan refleksi Rp.50.000. Belum termasuk uang tips untuk wanita pijat.

En, terapis mengaku ia bisa mendapatkan tips sampai Rp 300 ribu sehari. Ini jika pelanggan meminta untuk layanan plus.

"Kalo pendapatan sehari ga pasti, kadang 300, tapi kadang juga cuma 50 ribu. Tergantung yang mau ngasihnya berapa, lain kalo yang minta lebih,” katanya.

Praktik plus-plus yang dimaksud jelas berhubungan dengan prostitusi. Tribun sengaja tak menuliskan detil karena teraasa tak pantas.

En mengaku kesepakatan soal harga tergantung dengan negosiasi masing-masing antara terapis dan pelanggan.
"Biasanya tak sampai berhubungan badan. Tapi saya kurang tahu, kan rahasia masing-masing, memang kami akrab (sesama terapis), tapi kalau masalah itu nyimpen sendiri-sendiri," ujar En menjelaskan.

En mengaku pemilik tak mempermasalahkan praktik ini. En mengatakan pemilik juga merupakan bekas terapis dan saat ini masih menjadi terapis juga.

Rata-rata terapis yang bekerja di panti pijat ini berumur 40 tahun, dan berasal dari Jawa Barat. (tim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved