Kasus SMA Taruna Indonesia

Dugaan Penyiksaan di SMA Taruna, Orangtua DL Mengaku Anaknya Trauma

DL (16) siswa Taruna Indonesia Semi Militer Plus Palembang yang diduga menjadi korban kekerasan oleh seniornya merasa trauma dengan apa yang sudah ia

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini
DL (16 tahun), siswa kelas X di SMA Taruna Indonesia Semi Militer Plus Palembang diduga menjadi korban kekerasan di sekolahnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - DL (16) siswa Taruna Indonesia Semi Militer Plus Palembang yang diduga menjadi korban kekerasan oleh seniornya merasa trauma dengan apa yang sudah ia alami.

Pemuda itu bahkan memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Lahat dan memutuskan untuk pindah sekolah di sana.

"Saya lagi urus kepindahan sekolahnya. Biar anak saya disekolahkan di sini (Lahat) saja," kata Bahudin (51) saat dihubungi Tribunsumsel.com, (30/11/2019).

Dikatakan Bahudin, dirinya begitu terkejut saat melihat luka lebam yang dialami DL.

Hal itu diketahui saat dia bersama istrinya berkunjung ke sekolah untuk menjenguk anaknya itu.

Kepala SMA Taruna Indonesia Semi Militer Palembang Belum Pastikan Ada Penganiayaan Dilakukan Siswa

Jadi Korban Kekerasan, DL Laporkan Seniornya di SMA Taruna Indonesia Palembang ke Polisi

BREAKING NEWS : DL Siswa SMA Taruna Semi Militer Palembang Diduga Dipukuli Senior

"Saya dan istri memang setiap Minggu selalu datang ke sekolah. Waktu kami datang hari Minggu tanggal 24 kemarin, saya kaget sudah ada luka lebam di mata anak saya seperti habis kena pukul," ujarnya.

Secara spontan Bahudin bersama istrinya lantas memeriksa seluruh tubuh DL.

Kemudian diketahui bukan hanya terdapat luka lebam di sekitar area mata, namun juga di bagian kepala dan dada.

"Anak saya juga mengaku sesak nafas. Mungkin karena habis dipukul atau bagaimana," ucap dia.

Semula, DL enggan untuk mengaku siapa orang yang telah melukai dirinya.

Namun setelah didesak, barulah pemuda itu mengatakan bahwa dia telah disiksa oleh kakak tingkatnya atas kesalahan yang menurutnya tidak dilakukan sama sekali.

"Untung cepat ketahuan, kalau tidak saya tidak tahu bagaimana nasib anak saya. Hari itu juga kami langsung bawa dia dan barang-barangnya pulang, keluar dari sekolah itu," ucapnya.

Sebagai orangtua, Bahudin mengaku melihat keanehan pada anaknya selama 5 bulan bersekolah di SMA Taruna Indonesia.

Selama berkunjung seminggu sekali, dia melihat DL seperti merasa tersiksa.

Namun saat ditanya, anaknya itu terkesan menutupi dengan mengatakan tidak ada hal buruk yang telah terjadi padanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved