Laporan Khusus
Cerita di Balik Fenomena Banyaknya Orang Bunuh Diri di Palembang
Belakangan ini, kasus bunuh diri cukup menyita perhatian publik. Dalam tiga bulan terakhir, di Palembang saja, ada lima kasus
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Prawira Maulana
Penyembuhannya pun kata dia, tergantung dari pasien serta dukungan orang terdekat yang ada disekitarnya. "Namun kalau kita diamkan saja orang-orang depresi seperti ini sangat bahaya dan bisa menyebabkan bunuh diri," tegas dia.
Tak hanya itu, faktor dari keimanan, kepribadian, kecerdasan pun juga mempengaruhi depresi ini. "Karena itu keimanan seseorang jadi penting karena menjadi benteng bagi kekuatan seseorang," tanbah Iwan.
Katanya, untuk di Rs Erba sendiri pasien rawat inap atau penghuni bangsal ini memang sebagian besar karena ganguan jiwa yang disebabkan Skizofernia.
"Hampir 90 persen ini karena skizofernia yang terdeteksi ada bawaan dari lahir dan orang pecandu narkoba. Untuk pasien seperti depresi ada juga tapi minim karena mereka banyak yang perlu rawat jalan saja," tegas dia.
Di RS Erba ini juga bagi pasien rawat inap mendapatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari unit rehabilitasi. Seperti terapi kerja, terapi musik, religius, terapi gerak dan lain sebagainya.
"Tujuannya untuk mengajak para pasien ini aktif. Seperti hari ini terapi musik, pasien diajak keruangan khusus untuk mendengarkan musik dan bernyanyi,"bebernya.
Ia mengatakan masih banyak keluarga atau orang tua di luar sana yang enggan membawa anaknya yang berobat disini. "Karena ada rasa malu, ketidaktahuan juga sehingga kalau ada anggota keluarga yang mengalami depresi atau ganguan jiwa itu banyak disembunyikan padahal ini sangat berbahaya," bebernya.(rie)