Bencana Kabut Asap
Kabut Asap Tebal Kembali Selimuti Palembang Sore Ini, BMKG Prediksi Berpotensi sampai Besok
Tebalnya kabut asap sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (5/11/2019)
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Kabut asap tebal kembali menyelimuti Palembang, Kamis (7/11/2019) sore.
Tebalnya kabut asap sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (5/11/2019).
• Warga Sumsel waspada, Potensi Asap Kembali Meningkat pada Besok Sampai 8 November
BMKG melalui rilisnya memprakirakan potensi peningkatan asap akan kembali terjadi pada 6-8 November 2019.
Potensi asap kembali terjadi dikarenakan secara regional, seiring adanya pusat tekanan rendah dan Badai Tropis Halong di Laut Cina Selatan mengakibatkan masuknya massa udara dingin dari Australia (Muson Australia).
Hal ini menyebabkan lapisan udara atas kembali kering dan berangin kencang yang akan menghambat pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumsel.
"Sehingga akan kembali minim hujan dan berpotensi peningkatan asap,"kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II, Bambang Beny Setiaji, Selasa (5/11/2019).
Sedangkan kondisi sebaliknya akan kembali terjadi peningkatan intensitas hujan di wilayah Sumsel pada 9-11 November 2019.
Hal ini dikarenakan seiring melemahnya Badai Tropis Halong dan masuknya massa udara dari Laut Cina Selatan.
Fenomena ini memiliki kelembaban udara dan pasokan uap air yang baik untuk pertumbuhan awan hujan.
"Kondisi ini bersifat sementara (fluktuaktif) hingga aktifnya Monsoon Cina selatan (Muson Barat). Diiringi munculnya pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan (Australia) yang merupakan indikasi Musim Hujan di wilayah Sumsel,"jelasnya.
• Temuan KPK : 2 Mantan Walikota dan Mantan Sekda Prabumulih Belum Kembalikan Kendaraan Dinas
BMKG Sumsel mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari (04.00-08.00 WIB).
• Dua Buronan Pembunuh dan Pengecor Mayat ASN Diimbau Segera Menyerah, Ketimbang Ditembak
Serta, seiring potensi adanya partikel udara kering di udara (asap) dan menurunnya jarak pandang, disarankan untuk mengkonsumsi banyak air saat beraktifitas di luar rumah.
Gunanya untuk menjaga kesehatan dikarenakan udara akan terasa lebih terik pada siang hari dengan temperature maksimum 35°C. Sebab posisi matahari berada di sekitar ekuator (khatulistiwa).
"Untuk itu diimbau pula bagi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian/perkebunan. Sebab musim kering seperti saat ini sangat mudah terjadi kebakaran," ujarnya.
Cuaca Panas
Sementara Kepala BMKG Stasiun Kenten, Nuga Putranjito menjelaskan, kondisi panas ini dikarenakan asalnya fenomena Tropical Siklon Nakri di Laut China Selatan, sehingga menyebabkan konsentrasi uap air tersedot ke arah sana.
"Makanya kelembaban udara relatif rendah (kering) akibat dari fenomena ini, tidak ada tutupan awan khususnya di atas Sumatera Selatan, Suhu udara di Stasiun Klimatologi Palembang pada jam 15.00 wib tercatat 36,8°C" jelasnya.
Kemudian, kata Nuga, Posisi matahari di Selatan Equator juga menjadi indikator cuaca terik yang terjadi beberapa waktu terakhir yang mengakibatkan wilayah selatan mendapatkan radiasi matahari lebih tinggi dari pada sebelah utara equator.
"Pengaruh keduanya posisi matahari dan tidak adanya tutupan awan, suhu udara meningkat, makanya terjadi panas yang cukup menyengat," jelasnya.
Peristiwa ini kata Nuga akan meluruh seiring nanti hilangnya TC NAKRI di Laut China Selatan yg diperkirakan akan hilang pada 11 November 2019.
"Seiring dengan hilangnya TC NAKRI tersebut, diprediksi akan terjadi curah hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia termasuk Sumatera Selatan
Perlu diwaspadai hujan lebat yang tiba2 disertai petir dan angin kencang," ujarnya.
BMKG pun mengimbau agar masyarakat dapat mengurangi kegiatan di luar ruangan yang langsung terpapar matahari, banyak minum air untuk menghindari dehidrasi.